- Rupiah menguat tipis ke Rp16.676 per dolar AS setelah indeks dolar melemah menyusul keputusan The Fed memangkas suku bunga ke 3,50%-3,75%, level terendah dalam tiga tahun.
- Sentimen global campuran, dengan pasar menanti klaim pengangguran AS dan meningkatnya tensi geopolitik akibat penyitaan kapal tanker Skipper di Venezuela, yang memicu kekhawatiran pasokan minyak.
- Dari domestik, tekanan muncul setelah ADB memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2025-2026, meski indikator seperti pertumbuhan kuartal III dan PMI manufaktur masih menunjukkan perbaikan. Rupiahdiproyeksi bergerak di Rp16.670-Rp16.710 pada perdagangan Jumat.
Ipotnews - Kurs rupiah ditutup menguat tipis saja pada perdagangan Kamis (25/12), seiring pelemahan indeks dolar Amerika Serikat akibat sentimen positif dari keputusan Federal Reserve memangkas suku bunga acuan pada FOMC Desember 2025.
Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup pada level Rp16.676 per dolar AS, menguat 12 poin atau 0,07% dibandingkan penutupan Rabu (10/12) di Rp16.688 per dolar AS.
Pengamat ekonomi, mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, mengatakan penguatan rupiah selaras dengan melemahnya dolar AS setelah The Fed menurunkan suku bunga.
"Pada pertemuannya di bulan Desember, The Fed memutuskan memotong suku bunga menjadi 3,50%-3,75% seperti yang sudah diperkirakan, yang merupakan level terendahnya dalam tiga tahun," tulis Ibrahim dalam publikasi risetnya sore ini.
Keputusan ini diambil dengan hasil voting 9-3, di mana Gubernur Miran mengusulkan pemotongan lebih agresif sebesar 50 bps, sementara Jeffrey Schmid dan Austan Goolsbee memilih mempertahankan suku bunga.
Ringkasan Proyeksi Ekonomi (SEP) menunjukkan mayoritas anggota memperkirakan suku bunga dana federal tahun depan berada di sekitar 3,4%, yang mengisyaratkan potensi pemangkasan lanjutan sebesar 25 bps pada 2026. Untuk jangka panjang setelah 2028, suku bunga netral diperkirakan berada di sekitar 3%.
Dalam konferensi pers, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral membutuhkan waktu untuk menilai dampak dari tiga kali pemotongan suku bunga sepanjang 2025.
Pasar hari ini juga menanti rilis klaim pengangguran awal AS yang dijadwalkan malam nanti pukul 20.30 WIB.
Sementara itu, tensi geopolitik turut meningkat setelah sebuah kapal tanker bernama Skipper disita di dekat perairan Venezuela dalam operasi gabungan Penjaga Pantai AS, FBI, dan Departemen Keamanan Dalam Negeri. Presiden AS Donald Trump menyebut kapal tersebut sebagai kapal terbesar yang pernah ditahan dalam penegakan sanksi AS, memicu kekhawatiran pasokan minyak global.
Dari dalam negeri, rupiah mendapatkan tekanan setelah Asian Development Bank (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
ADB memangkas outlook pertumbuhan RI tahun 2025 dari 5% menjadi 4,9%, dan untuk 2026 dari 5,1% menjadi 5%. Proyeksi tersebut di bawah target pemerintah dalam APBN 2025-2026.
"Pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk 2025 dan 2026 dikarenakan tarif tinggi yang dikenakan Amerika Serikat (AS). Hal itu menyebabkan ketidakpastian perdagangan yang diperkirakan akan membebani pertumbuhan," ungkap Ibrahim.
ADB menilai ketidakpastian perdagangan akibat tarif tinggi AS berdampak pada prospek ekonomi Indonesia dan kawasan ASEAN. Proyeksi pertumbuhan ASEAN juga direvisi dari 4,7% menjadi 4,3% untuk 2025-2026.
Meski begitu, beberapa indikator domestik tetap solid. Pertumbuhan ekonomi kuartal III tercatat 5% secara tahunan, dan PMI manufaktur berada di zona ekspansi sepanjang Agustus-Oktober. Belanja pemerintah juga meningkat seiring perbaikan eksekusi anggaran dan penyaluran stimulus, meski konsumsi rumah tangga dan investasi mulai melambat.
Untuk presaging Jumat (26/12), Ibrahim memperkirakan rupiah bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah tipis. Rupiah berpotensi bergerak di rentang Rp16.670-Rp16.710 per dolar AS, mengikuti dinamika dolar dan sentimen risiko global.(Adhitya/AI)
Sumber : admin
Reprinted from indopremier_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The views expressed are solely those of the author and do not represent the official position of Followme. Followme does not take responsibility for the accuracy, completeness, or reliability of the information provided and is not liable for any actions taken based on the content, unless explicitly stated in writing.
Like this article? Show your appreciation by sending a tip to the author.

Leave Your Message Now