- Brent dan WTI naik setelah AS menyita kapal tanker di lepas Venezuela, memicu kekhawatiran pasokan.
- Risiko suplai meningkat akibat penyitaan AS dan serangan drone Ukraina terhadap kapal tanker terkait minyak Rusia.
- Pemangkasan suku bunga the Fed diperkirakan mendukung permintaan minyak, meski data persediaan AS turun lebih kecil dari ekspektasi.
Ipotnews - Harga minyak menguat, Rabu, setelah pejabat Amerika mengonfirmasi penyitaan kapal tanker di lepas pantai Venezuela. Tindakan tersebut memicu kekhawatiran baru terkait pasokan minyak dalam jangka pendek.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 27 sen atau 0,4% menjadi USD62,21 per barel, demikian laporan Reuters, di New York, Rabu (10/12) atau Kamis (11/12) pagi WIB.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menguat 21 sen atau 0,4% menjadi USD58,46 per barel.
Dua pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa Amerika Serikat menyita sebuah kapal tanker di perairan Venezuela. Mereka tidak merinci identitas kapal maupun lokasi tepat operasi penyergapan yang dipimpin Penjaga Pantai AS tersebut.
Analis Onyx Capital Group, Ed Hayden-Briffett, menilai harga minyak dapat bergerak lebih tajam apabila penyitaan tersebut diikuti dengan tindakan serupa lainnya. Seusai penutupan, kedua acuan minyak utama mencatat tambahan lonjakan hingga sekitar 1%.
Menurut Rory Johnston, pendiri buletin Commodity Context, penyitaan tanker tersebut menambah kekhawatiran pasar mengenai ketersediaan pasokan, di tengah situasi yang sebelumnya sudah sensitif akibat risiko terhadap aliran minyak dari Venezuela, Iran, dan Rusia.
Pada hari yang sama, seorang pejabat Ukraina mengatakan drone laut negara itu menyerang dan melumpuhkan sebuah kapal tanker yang terlibat dalam perdagangan minyak Rusia--serangan ketiga dalam dua pekan terakhir.
Di sisi lain, Federal Reserve kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin melalui keputusan yang terbelah. Langkah tersebut diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak.
Chairman Fed Jerome Powell tidak memberikan petunjuk apakah pemangkasan suku bunga berikutnya akan dilakukan dalam waktu dekat, tetapi menegaskan bahwa kebijakan bank sentral berada dalam posisi yang siap merespons kondisi ekonomi ke depan.
Sebelumnya, harga minyak sempat merosot hampir 1% pada sesi perdagangan Rabu setelah data pemerintah AS menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah 1,8 juta barel pada pekan yang berakhir 5 Desember--lebih kecil dari ekspektasi analis dalam survei Reuters, yang memperkirakan penyusutan 2,3 juta barel. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Reprinted from indopremier_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The views expressed are solely those of the author and do not represent the official position of Followme. Followme does not take responsibility for the accuracy, completeness, or reliability of the information provided and is not liable for any actions taken based on the content, unless explicitly stated in writing.
Like this article? Show your appreciation by sending a tip to the author.

Leave Your Message Now