Rupiah Menguat Tipis Karena Pasar Optimistis The Fed Pangkas Suku Bunga

avatar
· Views 1,006
  • Rupiah menguat ke Rp16.676/US$ pada penutupan Selasa (9/12), ditopang ekspektasi kuat pemangkasan suku bunga The Fed Desember 2025, dengan probabilitas pasar 87% untuk penurunan 25 bps.
  • Investor menunggu data ketenagakerjaan AS (ADP & JOLTS), yang jika melemah dapat memperbesar peluang pemangkasan suku bunga dan memberi ruang apresiasi bagi rupiah.
  • Dari domestik, pasar mencermati lonjakan utang luar negeri jangka pendek Indonesia 2024 menjadi USD65,12 miliar (+29,1%) akibat penerbitan SRBI , dengan total ULN mencapai USD421,05 miliar.

Ipotnews - Nilai tukar rupiah berhasil menguat tipis pada akhir perdagangan sore ini, didorong ekspektasi kuat pemangkasan suku bunga acuan Federal Reserve pada pertemuan Desember 2025.
Mengutip data Bloomberg, Selasa (9/12) pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup pada level Rp16.676 per dolar AS, menguat 19 poin atau 0,11% dibandingkan penutupan Senin (8/12) di Rp16.695 per dolar AS.
Pengamat ekonomi, mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi menyampaikan bahwa sentimen utama berasal dari prospek pemangkasan suku bunga AS sebesar 25 basis poin. Pasar berjangka memperkirakan probabilitas 87% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada 10 Desember besok.
"Kondisi ini mencerminkan harapan bahwa inflasi yang lebih rendah atau data ketenagakerjaan dapat mendorong langkah tersebut," tulis Ibrahim dalam publikasi risetnya sore ini.
Namun ia menambahkan, sinyal beragam dari pejabat The Fed membuat sebagian investor tetap berhati-hati karena risiko penurunan yang lebih gradual atau tertunda masih terbuka.
Menurutnya, fokus pasar hari ini tertuju pada rilis ADP Employment Change dan JOLTS Job Openings untuk periode September-Oktober. "Jika hasilnya lebih lemah dari perkiraan, hal ini dapat meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga AS," ujar Ibrahim.
Dari sisi eksternal, dinamika geopolitik turut mempengaruhi arah pasar. Ukraina disebut tengah menyiapkan proposal perdamaian revisi bersama AS dan negara Eropa. Jika kesepakatan terjadi, pasokan minyak Rusia berpotensi meningkat dan menekan harga komoditas global.
Dari dalam negeri, pasar mencermati laporan Bank Dunia mengenai kenaikan utang luar negeri jangka pendek Indonesia pada 2024 yang mencapai USD65,12 miliar, melonjak 29,1% dibandingkan 2023. Lonjakan tersebut disebut didorong penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia ( SRBI ) dalam rangka menjaga stabilitas kurs dan menarik modal asing.
Bank Dunia mencatat, arus masuk utang jangka pendek ke Indonesia pada 2024 mencapai USD14,3 miliar, jauh di atas rata-rata USD1,6 miliar pada 2022-2023, dan berkontribusi signifikan terhadap kenaikan utang kawasan Asia Timur dan Pasifik.
Adapun total stok utang luar negeri Indonesia 2024 tercatat USD421,05 miliar, dengan porsi terbesar dari utang jangka panjang USE347,54 miliar. Nilainya setara 135% dari ekspor dan 31% dari GNI sebesar USD1.359,44 miliar.(Adhitya/AI)

Sumber : admin

Disclaimer: The views expressed are solely those of the author and do not represent the official position of Followme. Followme does not take responsibility for the accuracy, completeness, or reliability of the information provided and is not liable for any actions taken based on the content, unless explicitly stated in writing.

Like this article? Show your appreciation by sending a tip to the author.
Reply 0

Leave Your Message Now

  • tradingContest