- Yen menguat setelah BOJ memberi sinyal kenaikan suku bunga pada Desember, memicu revisi naik ekspektasi pasar.
- Dolar melemah karena pasar semakin yakin the Fed akan memangkas suku bunga bulan ini, dengan probabilitas sekitar 87%.
- Mata uang lain menguat, termasuk euro dan pound, sementara pasar FX kembali normal usai gangguan CME.
Ipotnews - Yen melesat, Senin, setelah Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda membuka peluang kenaikan suku bunga dalam waktu dekat, sementara dolar AS karena investor semakin yakin Federal Reserve akan melonggarkan kebijakan bulan ini.
Ueda mengatakan bank sentral akan mempertimbangkan "keuntungan dan kerugian" dari kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan berikutnya di Desember, sinyal terkuat sejauh ini mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga, demikian laporan Reuters, di Singapura, Senin (1/12).
Dalam konferensi pers setelahnya, dia menambahkan akan memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai jalur kebijakan suku bunga setelah suku bunga acuan dinaikkan ke 0,75%, sambil menegaskan bahwa keputusan Desember akan mempertimbangkan perkembangan upah dan data ekonomi lainnya.
Komentar tersebut mendorong penguatan yen, yang naik sekitar 0,5% ke posisi tertinggi sesi di 155,395 per dolar.
Analis OCBC , Christopher Wong, menilai BOJ sedang mempersiapkan pasar untuk kemungkinan kenaikan suku bunga pada Desember atau Januari.
Dia memprediksi kenaikan akan terjadi bulan ini, namun mempertanyakan apakah BOJ akan memberikan kenaikan lanjutan atau kembali menahan suku bunga. Menurutnya, pemulihan yen membutuhkan panduan kebijakan yang lebih kuat dari BOJ.
Trader meningkatkan ekspektasi terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga BOJ, terutama setelah yen sempat anjlok ke posisi terlemah dalam 10 bulan pada November.
Menteri Keuangan Jepang, Satsuki Katayama, Minggu, menyatakan volatilitas tajam di pasar valuta asing dan pelemahan yen yang cepat "jelas tidak mencerminkan fundamental ekonomi".
Dolar Tersungkur
Di pasar yang lebih luas, dolar AS melemah karena investor bersiap memasuki bulan penting yang dapat menentukan pemotongan suku bunga terakhir oleh the Fed tahun ini, serta penetapan calon bos the Fed yang bernuansa dovish.
Euro menguat ke level tertinggi dua pekan di USD1,16155, sementara poundsterling mencapai USD1,3225 setelah mencatat kinerja mingguan terbaik dalam lebih dari tiga bulan menyusul pengumuman anggaran oleh Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves.
Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, bergerak stabil di 99,45 setelah melemah 0,7% pada pekan sebelumnya.
Berdasarkan FedWatch Tool CME Group, pelaku pasar kini memperkirakan peluang 87% bahwa the Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan minggu depan.
Perhitungan ulang tajam ekspektasi pelonggaran the Fed, ditambah laporan bahwa penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett menjadi kandidat terdepan untuk menggantikan Jerome Powell, turut menekan dolar. Pergerakan tersebut membuat dolar mencatat pelemahan mingguan terbesar dalam empat bulan pada Jumat.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan Presiden Donald Trump kemungkinan besar akan mengumumkan pilihannya sebelum Natal.
Ekonom Goldman Sachs menilai pasar akan semakin fokus pada prospek kebijakan setelah pertemuan Desember, karena perbedaan pandangan dalam komite dapat menahan ekspektasi yang lebih dovish.
Mereka menambahkan bahwa masih banyak data pasar tenaga kerja yang akan dirilis sebelum pertemuan Januari, sehingga ekspektasi untuk kuartal pertama dinilai masih terlalu rendah.
Laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat untuk November dirilis pada 16 Desember, setelah pertemuan the Fed, dan akan mencakup data nonfarm payrolls untuk Oktober.
Namun, tingkat pengangguran Oktober tidak tersedia karena penutupan pemerintahan terpanjang dalam sejarah menghambat pengumpulan data survei rumah tangga.
Aktivitas pasar valuta asing kembali normal, Senin, setelah gangguan berjam-jam di operator bursa terbesar dunia, CME Group, pekan lalu yang mengacaukan perdagangan saham, obligasi, komoditas, dan mata uang.
Dolar Australia melemah 0,12% menjadi USD0,6540, sementara dolar Selandia Baru turun 0,18% ke posisi USD0,5728. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Reprinted from indopremier_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The views expressed are solely those of the author and do not represent the official position of Followme. Followme does not take responsibility for the accuracy, completeness, or reliability of the information provided and is not liable for any actions taken based on the content, unless explicitly stated in writing.
Like this article? Show your appreciation by sending a tip to the author.

Leave Your Message Now