- Harga minyak menguat tipis di tengah perdagangan sepi akibat libur Thanksgiving, didukung asa kemajuan menuju gencatan senjata Rusia-Ukraina yang meredam kekhawatiran pasokan.
- Pasar menimbang dinamika diplomatik, termasuk rencana pertemuan AS-Ukraina serta komentar Putin, sementara volatilitas geopolitik tetap tinggi.
- Ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed dan proyeksi OPEC + mempertahankan output turut menopang harga, dengan WTI diperkirakan bergerak di kisaran USD56,80-60,40 hingga akhir tahun.
Ipotnews - Harga minyak menguat, Kamis, ketika pelaku pasar menimbang peluang tercapainya kesepakatan damai dalam perang Rusia-Ukraina, dengan aktivitas perdagangan berjalan tipis karena pasar Amerika Serikat libur Thanksgiving.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 21 sen atau 0,2% menjadi USD63,34 per barel, demikian laporan Reuters, di New York, Kamis (27/11) atau Jumat (28/11) dini hari WIB.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menguat 45 sen atau 0,8% ke posisi USD59,10 per barel pada pukul 01.46 WIB.
Menurut analis SEB, Ole Hvalbye, pasar masih bergerak antara harapan dan keraguan terkait upaya perdamaian terbaru di Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan delegasi Amerika dan Ukraina akan bertemu pekan ini untuk merumuskan formula yang dibahas dalam pertemuan di Jenewa guna mencapai perdamaian serta memberikan jaminan keamanan bagi Kyiv.
Namun, kedua pihak tetap berupaya mempersempit perbedaan terkait rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II itu. Ukraina masih berhati-hati terhadap kesepakatan yang berpotensi menguntungkan Rusia, termasuk syarat konsesi wilayah.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan rancangan rencana perdamaian yang dibahas Amerika dan Ukraina dapat menjadi dasar kesepakatan mengakhiri perang. Dia menambahkan bahwa pertempuran akan berhenti begitu pasukan Ukraina mundur dari wilayah kunci, tetapi menegaskan Rusia akan mencapai tujuannya dengan kekuatan militer jika hal itu tidak terjadi.
Di pasar, harapan akan gencatan senjata membantu meredam kekhawatiran pasokan akibat sanksi baru Amerika terhadap produsen minyak utama Rusia. "Volatilitas geopolitik masih berlanjut dan harapan potensi gencatan senjata menetralkan risiko pasokan," tulis Barclays dalam sebuah catatan.
Sementara itu, Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) dan sekutunya diperkirakan mempertahankan tingkat output saat ini pada pertemuan Minggu, serta menyepakati mekanisme untuk menilai kapasitas produksi maksimum anggotanya, menurut dua delegasi dan satu sumber yang mengetahui pembicaraan.
Delapan negara anggota OPEC + yang meningkatkan produksi secara bertahap sepanjang 2025 diperkirakan mempertahankan kebijakan jeda kenaikan output pada kuartal pertama 2026.
Harga minyak juga didukung meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada Desember. Suku bunga yang lebih rendah biasanya mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak.
"Kita mendekati akhir tahun dengan likuiditas yang menipis dan tanpa katalis baru, kecuali the Fed memberikan kejutan hawkish dalam pertemuan FOMC pada 10 Desember," kata analis OANDA, Kelvin Wong. Dia memperkirakan WTI akan bergerak dalam kisaran USD56,80-60,40 hingga akhir tahun. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Reprinted from indopremier_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The views expressed are solely those of the author and do not represent the official position of Followme. Followme does not take responsibility for the accuracy, completeness, or reliability of the information provided and is not liable for any actions taken based on the content, unless explicitly stated in writing.
Like this article? Show your appreciation by sending a tip to the author.

Leave Your Message Now