- Dolar AS melemah sementara yen, euro, kiwi dan Aussie menguat berkat sinyal kebijakan lebih hawkish di Asia-Pasifik.
- NZ dan Australia dipandang selesai memangkas suku bunga, berbeda dengan AS yang diperkirakan masih akan melakukan pelonggaran.
- Prospek pelemahan dolar meningkat karena ekspektasi kebijakan the Fed dan faktor politik, mendorong penguatan mata uang utama lain.
Ipotnews - Dolar AS bergerak melemah menuju penurunan mingguan terbesar dalam empat bulan, Kamis, di tengah aktivitas perdagangan yang menipis menjelang libur Thanksgiving.
Kondisi itu membuat pelaku pasar mulai mempertimbangkan prospek tahun depan, ketika Amerika Serikat diperkirakan menjadi negara yang paling agresif dalam memangkas suku bunga.
Di pasar Asia, yen menguat 0,4% ke posisi 155,87 per dolar, terdorong perubahan nada yang lebih hawkish dari pejabat Bank of Japan, sementara euro kembali menembus level di atas USD1,16, demikian laporan Reuters, di Singapura, Kamis (27/11).
Dolar Selandia Baru menjadi salah satu mata uang yang paling kuat, melesat ke level tertinggi tiga minggu di posisi USD0,5728 dan sudah melambung sekitar 2% sejak bank sentral negara itu mengubah arah kebijakan, sehari sebelumnya.
Reserve Bank of New Zealand memangkas suku bunga, Rabu, tetapi menyatakan keputusan untuk menahan suku bunga juga sempat dipertimbangkan dan menegaskan bahwa siklus pelonggaran kemungkinan telah berakhir. Didukung data ekonomi yang solid pada Kamis, pasar kini memperkirakan potensi kenaikan suku bunga pada Desember 2026.
Proyeksi tersebut kontras dengan ekspektasi di Amerika Serikat, di mana pasar memperkirakan lebih dari 90 basis poin pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve hingga akhir tahun depan.
Data terbaru menunjukkan penjualan ritel Selandia Baru meningkat pada kuartal ketiga, sementara kepercayaan bisnis mencapai level tertinggi dalam setahun.
"Pertumbuhan positif di Selandia Baru mulai muncul dengan cepat," ujar analis Westpac, Imre Speizer.
Aussie Perkasa
Dolar Australia juga menunjukkan penguatan setelah data inflasi yang lebih panas dari perkiraan, Rabu, meningkatkan keyakinan bahwa siklus pelonggaran suku bunga di negara tersebut telah berakhir.
Imbal hasil surat utang Australia bertenor tiga tahun dan sepuluh tahun masing-masing di level 3,86% dan 4,5%, kini menjadi yang tertinggi di antara negara-negara G10, membuat mata uangnya dinilai masih undervalued oleh sejumlah analis.
Pada level USD0,6536, Aussie berada di kisaran tengah kanal pergerakan yang telah ditempatinya selama sekitar 18 bulan. Namun analis Societe Generale, Kit Juckes, menilai dolar Australia belakangan lebih banyak bergerak mengikuti yuan China dibandingkan pergerakan suku bunga--sebuah faktor yang berpotensi mendorong penguatan lanjutan, mengingat yuan juga melejit dalam beberapa sesi terakhir.
Intervensi mekanisme penetapan kurs dari bank sentral China menahan yuan di posisi 7,08 per dolar, Kamis.
Poundsterling turut menguat ke posisi tertinggi sejak akhir Oktober di USD1,3265, berada di jalur kenaikan mingguan terbesar sejak Agustus setelah APBN Inggris mampu meredakan sebagian kekhawatiran terkait kondisi keuangan nasional.
Indeks Dolar AS (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, stabil di 99,433, setelah melorot dari titik tertinggi enam bulan pada pekan sebelumnya, dan kini menuju penurunan mingguan terbesar sejak Juli.
Presiden Spectra Markets, Brent Donnelly, menilai pasar segera akan menatap peluang besar pada 2026, dan dia meragukan posisi beli dolar akan kembali menjadi strategi utama.
Dia menambahkan, jika penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett--yang dikenal mendukung pemangkasan suku bunga--ditunjuk sebagai Chairman Federal Reserve berikutnya, hal itu bisa menjadi katalis negatif bagi dolar.
"Setelah Jumat, seluruh permintaan dolar dari korporasi dan investor institusional pada dasarnya akan selesai," katanya. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Reprinted from indopremier_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The views expressed are solely those of the author and do not represent the official position of Followme. Followme does not take responsibility for the accuracy, completeness, or reliability of the information provided and is not liable for any actions taken based on the content, unless explicitly stated in writing.
Like this article? Show your appreciation by sending a tip to the author.

Leave Your Message Now