Dolar Menguat Tipis, Pasar Cermati Risiko Intervensi Yen dan Kebijakan Global

avatar
· Views 2,253
  • Yen melemah dan berisiko memicu intervensi Jepang, dengan trader memperkirakan aksi beli yen resmi dapat terjadi jika kurs mendekati 158-162 per dolar.
  • Pasar mata uang global relatif stabil: dolar dan euro bergerak tipis, sterling menunggu anggaran Inggris, sementara dolar Selandia Baru tertekan jelang kemungkinan pemotongan suku bunga RBNZ .
  • Data inflasi Australia yang dirilis Rabu diperkirakan tetap tinggi, berpotensi menahan RBA dari pemangkasan suku bunga lebih lanjut.

Ipotnews - Dolar AS bergerak stabil, Senin, sementara pelaku pasar menunjukkan kewaspadaan tinggi terhadap potensi intervensi pemerintah Jepang di tengah kejatuhan yen.
Kondisi pasar obligasi Inggris (gilt) juga berada dalam tekanan menjelang penyampaian anggaran negara itu, pada pekan yang aktivitasnya terpotong libur dan diwarnai rapat kebijakan bank sentral Selandia Baru yang diperkirakan menghasilkan pemangkasan suku bunga.
Libur pasar di Tokyo hari ini membuat perdagangan di kawasan Asia relatif sepi dan menahan pergerakan yen di posisi 156,53 per dolar AS, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Senin (24/11).
Mata uang Jepang itu terus melemah akibat suku bunga rendah dan kebijakan fiskal yang longgar. Namun, yen sempat bangkit dari level terendah dalam 10 bulan pada akhir pekan lalu setelah Menteri Keuangan Satsuki Katayama kembali mengeluarkan peringatan keras soal kemungkinan intervensi pemerintah untuk membeli yen.
Trader memperkirakan intervensi akan dilakukan ketika yen bergerak di kisaran 158 hingga 162 per dolar. Perdagangan yang menipis pada masa libur Thanksgiving akhir pekan ini disebut menjadi peluang bagi otoritas Jepang untuk bertindak.
"Kami tidak menutup kemungkinan intervensi terjadi secepatnya Jumat pada jam perdagangan London/New York, sebelum menyentuh 160. Jika itu terjadi, pelemahan dolar terhadap yen bisa berlangsung tajam, terutama bila kondisi likuiditas tipis," tulis analis OCBC , Frances Cheung dan Christopher Wong.
Takuji Aida, anggota sektor swasta dalam panel kebijakan pemerintah Jepang, menyatakan dalam program televisi  NHK  bahwa intervensi aktif diperlukan untuk meredam dampak negatif ekonomi akibat yen yang terlalu lemah.
Di pasar mata uang lain, euro bergerak mendatar di posisi USD1,1520. Mata uang bersama itu tidak banyak mendapatkan dorongan meski meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga bank sentral AS pada Desember, setelah Presiden Fed New York John Williams menyatakan ada ruang untuk pelonggaran dalam waktu dekat.
Euro juga belum menunjukkan reaksi berarti terhadap rencana perdamaian Rusia-Ukraina yang disebut telah diperbarui oleh Kyiv dan Washington.
Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, bertahan di kisaran 100,15, sementara mayoritas mata uang lainnya masih bergerak dekat posisi terendahnya.
Poundsterling berada di USD1,3097 menjelang pengumuman anggaran Inggris, Rabu, ketika Menteri Keuangan Rachel Reeves berupaya menyeimbangkan belanja untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang melemah dengan kebutuhan meyakinkan pasar bahwa pemerintah tetap mampu memenuhi target fiskal.
Dolar Selandia Baru diperdagangkan USD0,5609 setelah anjlok hampir 8 persen sejak Juli akibat memburuknya prospek ekonomi. Pasar memperkirakan Reserve Bank of New Zealand hampir pasti memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Rabu, meski masih terbagi pandangan apakah penurunan lanjutan akan dilakukan tahun depan.
Sementara itu, dolar Australia bertengger di USD0,6460. Pelaku pasar menantikan rilis data inflasi (CPI), Rabu, yang akan menjadi laporan lengkap bulanan pertama. Survei  Reuters  memperkirakan inflasi tahunan berbobot tetap tinggi pada 3,6 persen.
"Hasil yang seperti ini, menurut kami, dapat memperkuat pandangan bahwa RBA mungkin tidak akan memangkas suku bunga lagi pada siklus kali ini," ujar Peter Dragicevich, analis Corpay. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

Disclaimer: The views expressed are solely those of the author and do not represent the official position of Followme. Followme does not take responsibility for the accuracy, completeness, or reliability of the information provided and is not liable for any actions taken based on the content, unless explicitly stated in writing.

Like this article? Show your appreciation by sending a tip to the author.
Reply 0

Leave Your Message Now

  • tradingContest