Greenback Relatif Stabil, Pasar Waspada di Tengah Ancaman Intervensi Yen

avatar
· Views 795
  • Yen melemah dan risiko intervensi Jepang meningkat di kisaran 158-162 per dolar.
  • Mata uang global stagnan, pasar menunggu APBN Inggris, CPI Australia, dan keputusan suku bunga RBNZ .
  • Ekspektasi kebijakan moneter bercampur, dari potensi pemangkasan suku bunga hingga intervensi pasar.

Ipotnews - Dolar bergerak stabil, Senin pagi, sementara pelaku pasar terlihat berhati-hati di tengah meningkatnya risiko intervensi terhadap yen. Pasar obligasi Inggris ikut berada dalam posisi menunggu menjelang penyampaian APBN , pada pekan yang juga diwarnai libur dan rapat kebijakan bank sentral Selandia Baru yang diperkirakan menghasilkan pemotongan suku bunga.
Libur bursa di Tokyo membuat perdagangan Asia lebih sepi, dengan yen kembali melemah ke level 156,71 per dolar, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Senin (24/11).
Mata uang Jepang tersebut terus tertekan akibat kombinasi suku bunga rendah dan kebijakan fiskal yang lebih longgar. Namun, yen sempat bangkit dari posisi terlemah dalam sepuluh bulan pada akhir pekan lalu setelah Menteri Keuangan Satsuki Katayama meningkatkan peringatan verbal terkait kemungkinan intervensi pembelian yen.
Pelaku pasar memperkirakan intervensi bisa terjadi di kisaran 158 hingga 162 yen per dolar, dengan perdagangan yang menipis akibat libur Thanksgiving berpotensi menjadi celah bagi otoritas Jepang untuk bergerak.
Analis OCBC , Frances Cheung dan Christopher Wong, menilai langkah tersebut bahkan bisa terjadi secepatnya Jumat di sesi London atau New York, dan penguatan yen dapat berlangsung tajam jika likuiditas sedang tipis.
Pandangan mengenai perlunya intervensi juga disampaikan Takuji Aida, anggota swasta dalam panel kebijakan kunci pemerintah Jepang. Dalam program televisi  NHK , Minggu, dia menyatakan Jepang memiliki cadangan devisa berlebih untuk melakukan intervensi demi meredam dampak negatif pelemahan yen terhadap perekonomian.
Di pasar mata uang lainnya, euro tertahan di posisi USD1,1506 meski peluang pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada Desember kembali meningkat setelah Presiden Fed New York John Williams menyebut adanya ruang untuk pelonggaran dalam waktu dekat. Euro juga belum menunjukkan respons awal terhadap perkembangan rencana perdamaian Ukraina, setelah Amerika Serikat dan Ukraina merilis kerangka kerja yang diperbarui dari proposal 28 poin pekan lalu.
Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, berada di level 100,25, sementara mata uang lainnya bergerak dekat posisi terendah terbaru. Poundsterling diperdagangkan di USD1,3093 menjelang pengumuman anggaran, Rabu, di mana Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves berusaha menyeimbangkan dukungan terhadap pertumbuhan yang melambat dengan komitmen menjaga target fiskal.
Dolar Selandia Baru berada di USD0,5608 setelah anjlok hampir 8% sejak Juli karena prospek ekonomi yang memburuk. Pasar hampir yakin Bank Sentral Selandia Baru ( RBNZ ) akan memangkas suku bunga 25 basis poin pada Rabu, meski masih ragu apakah pemotongan lanjutan akan terjadi tahun depan.
Sementara itu, dolar Australia berada di USD0,6453. Pelaku pasar menantikan rilis CPI pada Rabu, yang untuk pertama kalinya menyajikan data bulanan secara penuh. Survei  Reuters  memproyeksikan inflasi tahunan berbobot tetap tinggi di 3,6%.
Analis Corpay, Peter Dragicevich, menilai hasil tersebut bisa memperkuat pandangan bahwa Reserve Bank of Australia kemungkinan tidak akan kembali menurunkan suku bunga dalam siklus ini. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

Disclaimer: The views expressed are solely those of the author and do not represent the official position of Followme. Followme does not take responsibility for the accuracy, completeness, or reliability of the information provided and is not liable for any actions taken based on the content, unless explicitly stated in writing.

Like this article? Show your appreciation by sending a tip to the author.
Reply 0

Leave Your Message Now

  • tradingContest