- Rupiah menguat tipis ke Rp16.716 per dolar AS, didorong membaiknya sentimen global setelah perkembangan rencana perdamaian Ukraina-Rusia, serta kembalinya surplus transaksi berjalan Indonesia kuartal III-2025.
- Dolar sedikiit melemah,setelah rilis data tenaga kerja AS dan komentar hawkish pejabat The Fed menekan ekspektasi pemangkasan suku bunga.
- Rupiah diperkirakan akan berlanjut bergerak fluktuatif dan berpotensi melemah di kisaran Rp16.710-Rp16.740 per dolar AS pada pekan depan.
Ipotnews - Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan ini, seiring membaiknya sentimen pasar global setelah muncul perkembangan positif terkait rencana perdamaian antara Ukraina dan Rusia.
Mengutip data Bloomberg, Jumat (21/11) pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup pada level Rp16.716 per dolar Amerika Serikat, menguat 20 poin atau 0,12% dari posisi penutupan Kamis (20/11) di Rp16.736 per dolar AS.
Pengamat ekonomi, mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menilai sentimen pelaku pasar membaik setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan kesediaan untuk bekerja sama dengan AS dalam rencana perdamaian yang disusun bersama Rusia. Ini memberi harapan bahwa tensi geopolitik di Eropa Timur dapat mereda, sehingga risiko global ikut menurun.
"Zelensky siap bekerja sama dengan AS dalam rencana perdamaian Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan ia telah menerima rencana perdamaian 28 poin yang disusun bersama oleh AS dan Rusia, yang menandakan kesediaannya untuk segera mengerjakannya. Ia juga berharap dapat berbicara dengan Presiden AS Donald Trump dalam beberapa hari mendatang," tulis Ibrahim dalam publikasi risetnya, sore ini.
Sebuah laporan Reuters menyebutkan bahwa Kyiv akan diminta menyerahkan seluruh wilayah Donbas dan melakukan pengurangan besar terhadap kekuatan militernya. Syarat yang selama ini dipandang oleh para pendukung Ukraina sebagai bentuk penyerahan diri.
Di sisi lain, sanksi AS terhadap perusahaan minyak besar Rusia, Rosneft dan Lukoil, resmi berlaku Jumat malam setelah masa transisi. Pembeli utama di India dan Tiongkok sudah lebih dulu menarik diri dari pembelian kargo, sehingga pasar energi global kembali diselimuti ketidakpastian.
Sentimen global juga tertekan oleh data tenaga kerja AS yang dirilis Kamis. Meski terjadi penambahan 119.000 lapangan kerja pada September, tingkat pengangguran justru naik menjadi 4,4% dan data bulan sebelumnya direvisi turun. Kondisi ini semakin mengecilkan peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember.
Komentar hawkish para pejabat The Fed semakin menambah beban. Presiden The Fed Cleveland, Beth Hammack, menilai pelonggaran kebijakan saat ini dapat meningkatkan risiko finansial. "Pemotongan suku bunga berisiko memperpanjang inflasi tinggi. Kondisi keuangan saat ini sudah cukup akomodatif," tegasnya.
Sementara Gubernur The Fed Michael Barr mengatakan "inflasi yang masih bertahan di level 3% tetap menjadi kekhawatiran," menandakan sikap bank sentral yang tetap ketat.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia melaporkan kabar positif yang turut menopang rupiah. Transaksi berjalan Indonesia pada kuartal III-2025 mencatat surplus USD4,0 miliar atau 1,1% dari PDB, menjadi surplus pertama setelah 10 kuartal beruntun mengalami defisit.
Surplus ini ditopang oleh meningkatnya kinerja neraca perdagangan nonmigas serta penurunan defisit neraca jasa berkat kenaikan jumlah wisatawan mancanegara. Defisit pendapatan primer juga menurun seiring selesainya periode pembayaran dividen dan kupon obligasi.
"Namun, BI mencatat defisit neraca perdagangan migas meningkat sejalan dengan kenaikan harga minyak global. Lebih lanjut, kinerja transaksi modal dan finansial tetap terkendali di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi," sebut Ibrahim.
Ibrahim memperkirakan rupiah pada perdagangan Senin (24/11) cenderung bergerak fluktuatif di tengah sentimen global yang masih campuran. "Rupiah kemungkinan ditutup melemah di kisaran Rp16.710 - Rp16.740 per dolar AS," ungkap Ibrahim. (Adhitya/AI)
Sumber : admin
Reprinted from indopremier_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The views expressed are solely those of the author and do not represent the official position of Followme. Followme does not take responsibility for the accuracy, completeness, or reliability of the information provided and is not liable for any actions taken based on the content, unless explicitly stated in writing.
Like this article? Show your appreciation by sending a tip to the author.

Leave Your Message Now