Harga Minyak Melemah, Tertekan Kekhawatiran Kelebihan Pasokan Amerika

avatar
· Views 17
  • Harga minyak turun karena stok AS melonjak, meski sanksi terhadap Rusia menahan pelemahan.
  • Sanksi AS diperkirakan mengurangi ekspor Rusia dan mengalihkan pembeli ke pemasok lain menjelang batas waktu 21 November.
  • Pasar tertekan risiko surplus global meski ada kekhawatiran gangguan suplai Rusia dan dukungan dari pasar solar yang kuat.

Ipotnews - Harga minyak melemah, Rabu, setelah laporan industri menunjukkan lonjakan stok minyak mentah di Amerika, konsumen minyak terbesar di dunia.
Kenaikan tersebut kembali menimbulkan kekhawatiran akan kelebihan pasokan, meski penurunan harga tertahan oleh dampak sanksi terhadap aliran minyak Rusia.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 11 sen atau 0,18% menjadi USD64,78 per barel pada pukul 12.33 WIB, setelah melesat 1,1% pada sesi sebelumnya, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Singapura, Rabu (19/11).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), berkurang 8 sen atau 0,13% menjadi USD60,66 per barel, setelah melambung 1,4% pada Selasa.
Menurut sumber pasar yang mengutip data American Petroleum Institute (API), persediaan minyak mentah dan bahan bakar di Amerika meningkat pada pekan yang berakhir 14 November.
API melaporkan kenaikan stok minyak mentah 4,45 juta barel, bensin melonjak 1,55 juta barel, dan distilat bertambah 577.000 barel. Analis komoditas ING menilai laporan tersebut "relatif bearish", meski mereka menekankan bahwa pelaku pasar saat ini lebih fokus pada risiko pasokan dibandingkan potensi surplus di masa mendatang.
Sanksi Amerika Serikat terhadap dua produsen kakap Rusia, Rosneft dan Lukoil, menetapkan batas waktu hingga 21 November bagi perusahaan global untuk menghentikan kerja sama dengan kedua entitas tersebut.
Departemen Keuangan AS menyatakan sanksi itu mulai menekan pendapatan minyak Rusia dan diperkirakan mengurangi volume ekspor negara tersebut secara bertahap. Pembeli minyak dari China dan India dilaporkan mulai beralih ke pemasok alternatif.
Analis LSEG , Emril Jamil, mengatakan harga acuan saat ini bergerak dalam kisaran terbatas karena pasar menanti dampak sanksi 21 November, sementara tekanan penurunan tetap mengemuka akibat sentimen kelebihan pasokan.
Selasa, harga minyak sempat naik setelah investor mempertimbangkan dampak sanksi AS dan meningkatnya serangan Ukraina terhadap kilang serta terminal ekspor Rusia, yang menimbulkan kekhawatiran gangguan pasokan minyak dan bahan bakar.
Kekhawatiran terhadap suplai Rusia tersebut beriringan dengan proyeksi analis bahwa produksi minyak global saat ini melebihi permintaan, sehingga menambah tekanan pada harga.
Di Eropa, marjin keuntungan untuk produksi minyak solar melejit ke level tertinggi sejak September 2023 menyusul serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi dan pelabuhan Rusia. Peningkatan tersebut terjadi seiring menguatnya marjin kilang secara global.
Broker Haitong Futures, China, menilai harga minyak mendapat dukungan dari pasar solar yang kuat, namun kelebihan pasokan minyak mentah yang berkelanjutan membuat investor berhati-hati untuk mendorong kenaikan harga lebih jauh.
Data resmi persediaan pemerintah AS akan dirilis Rabu. Delapan analis yang disurvei  Reuters  memperkirakan rata-rata stok minyak mentah kemungkinan turun sekitar 600.000 barel pada pekan yang berakhir 14 November. (Reuters/Bloomberg/AI)

Sumber : Admin

Disclaimer: The views expressed are solely those of the author and do not represent the official position of Followme. Followme does not take responsibility for the accuracy, completeness, or reliability of the information provided and is not liable for any actions taken based on the content, unless explicitly stated in writing.

Like this article? Show your appreciation by sending a tip to the author.
Reply 0

Leave Your Message Now

  • tradingContest