Dolar Keok di Tengah Ancaman Shutdown AS dan Perubahan Status Safe Haven

avatar
· Views 24
  • Tahun ini, dolar dijual dalam periode ketidakpastian panjang, sementara trader lebih memilih membeli euro, emas, yen, dan franc Swiss, yang menjadi masalah jika terjadi shutdown pemerintah AS.
  • Performa dolar saat shutdown sebelumnya bervariasi, namun sekarang kemungkinannya turun karena kehilangan status safe haven, didukung oleh siklus pelonggaran Federal Reserve dan dampak penurunan rating oleh Moody's.
  • Meski trader mulai mengurangi posisi short dolar dari USD18 miliar ke USD6 miliar, mereka masih kurang siap menghadapi potensi risiko yang bisa melemahkan greenback jika terjadi shutdown.

Ipotnews - Sepanjang tahun ini, dolar AS mengalami tekanan jual dalam periode ketidakpastian yang cukup panjang, kondisi di mana biasanya mata uang ini justru dibeli sebagai aset aman.
Sebaliknya, menurut Jeremy Boulton, analis Reuters, trader lebih memilih untuk membeli euro, emas, yen, dan franc Swiss, hal ini menjadi perhatian khusus jika terjadi shutdown pemerintah Amerika Serikat.
Dalam sejarahnya, tutur dia, performa dolar selama shutdown pemerintah AS bervariasi, bahkan kadang naik karena statusnya sebagai mata uang cadangan dunia. "Namun, situasi saat ini menunjukkan kemungkinan kenaikan dolar dalam kondisi shutdown menjadi jauh lebih kecil," kata Boulton, seperti dilansir  Reuters,  Selasa (30/9).
Selain menurunnya persepsi dolar sebagai aset aman, ada beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan jika pemerintah AS kembali tutup sementara.
Federal Reserve yang baru saja melanjutkan siklus pelonggaran kebijakan moneter diperkirakan lebih agresif menurunkan suku bunga.
Di sisi lain, papar Boulton, lembaga pemeringkat seperti Moody's, yang sudah memangkas rating kredit jangka panjang AS pada Mei lalu, juga kemungkinan akan memberikan dampak negatif pada outlook kredit negara tersebut.
"Meski begitu, belakangan ini trader mulai melakukan pembelian dolar, yang tercermin dari net short position yang berkurang menjadi USD6 miliar, dibandingkan USD18 miliar pada Juli," ujarnya.
Namun, pengurangan posisi short ini justru membuat pasar kurang siap menghadapi potensi kejutan yang dapat melemahkan greenback, terutama saat kepercayaan terhadap dolar sebagai aset aman semakin menipis. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

Disclaimer: The views expressed are solely those of the author and do not represent the official position of Followme. Followme does not take responsibility for the accuracy, completeness, or reliability of the information provided and is not liable for any actions taken based on the content, unless explicitly stated in writing.

Like this article? Show your appreciation by sending a tip to the author.
Reply 0

Leave Your Message Now

  • tradingContest