Perang Di Eropa Dan Timur Tengah Masih Membebani Kurs Rupiah

avatar
· Views 41
  • Rupiah tertekan: Kurs rupiah melemah 77 poin (0,46%) ke Rp16.687 per dolar AS pada Selasa (23/9), dipicu ketegangan geopolitik meski The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga pada Oktober.
  • Faktor eksternal: Perang Rusia-Ukraina yang sudah 1.308 hari berlanjut, serta eskalasi konflik Israel-Palestina di Gaza, menambah tekanan terhadap sentimen pasar global.
  • Faktor domestik: Investor masih menunggu dan menilai dampak kebijakan ekonomi Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, setelah sebelumnya antusias terhadap kebijakan Sri Mulyani.

Ipotnews - Ketegangan geopolitik yang terus berlanjut di Eropa dan Timur Tengah menjadi sentimen negatif yang terus menekan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Mengutip data Bloomberg pada Selasa (23/9) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup pada level Rp16.687 per dolar AS, posisi tersebut melemah 77 poin atau 0,46% dibandingkan penutupan Senin sore (22/9) kemarin di level Rp16.610 per dolar AS.
Pengamat ekonomi, mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi mengatakan kurs rupiah tetap melemah hari ini meskipun bank sentral AS Federal Reserve diperkirakan memangkas suku bunga acuan 25 basis poin pada Oktober mendatang.
"Ini karena berlanjutnya peperangan di Eropa dimana Rusia terus membombardir Ukraina, dan meningkatkan ketegangan dengan
NATO
," kata Ibrahim dalam keterangan resmi sore ini.
Perang Rusia dan Ukraina memasuki hari ke-1.308 pada Selasa (23/9), memperpanjang perang sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Perang Rusia-Ukraina berakar dari ketegangan panjang sejak bubarnya Uni Soviet pada 1991.
Rusia menjadi pewaris utama kekuatan Soviet. Di sisi lain, Ukraina mendeklarasikan kemerdekaannya bersama negara bekas republik Soviet lainnya.
Pada saat yang sama, Sidang Majelis Umum PBB sedang berlangsung dan semakin banyak negara memberikan dukungan dan pengakuan terhadap kemerdekaan negara Palestina. Ironisnya, Israel justru semakin agresif melakukan agresi militer untuk menguasai seluruh wilayah Gaza.
"Ini membuat ketegangan di Timur Tengah semakin meningkat," ujar Ibrahim.
Negara-negara Barat seperti Inggris, Australia, Kanada, Portugal, dan Prancis resmi menyatakan pengakuannya untuk negara Palestina dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat. Namun, suara itu tak mengubah kejahatan yang berlangsung di Gaza.
Koresponden WAFA melaporkan seorang warga Palestina tewas akibat serangan Israel di lingkungan Daraj, Kota Gaza pada Senin (22/9) malam. Drone tempur Israel menembaki warga Palestina di lingkungan tersebut hingga membuatnya tewas.
Di dalam negeri, pelaku pasar yang semula antusias dengan kebijakan ekonomi Sri Mulyani Indrawati, kini masih melakukan penyesuaian terhadap kinerja Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. "Pelaku pasar masih melakukan penyesuaian dan menunggu untuk melihat dampak dari kebijakan - kebijakan ekonomi Purbaya," ungkap Ibrahim.(Adhitya/AI)

Sumber : admin

Disclaimer: The views expressed are solely those of the author and do not represent the official position of Followme. Followme does not take responsibility for the accuracy, completeness, or reliability of the information provided and is not liable for any actions taken based on the content, unless explicitly stated in writing.

Like this article? Show your appreciation by sending a tip to the author.
Reply 0

Leave Your Message Now

  • tradingContest