- Rupiah melemah untuk hari keempat beruntun setelah DPR anggaran besar Presiden Prabowo untuk 2026, memicu kekhawatiran investor tentang defisit fiskal dan stabilitas ekonomi.
- Rupee India mencapai rekor terendah karena rencana kenaikan biaya visa AS, sementara baht Thailand juga melemah karena intervensi pemerintah untuk mengendalikan penguatan mata uang.
- Ringgit Malaysia menguat didorong reformasi subsidi BBM, meningkatkan kepercayaan investor; pasar saham Asia menguat mengikuti sentimen positif Wall Street dan lonjakan saham teknologi.
Ipotnews - Rupiah kembali melemah versus dolar AS, Selasa, menandai penurunan empat sesi berturut-turut, di tengah meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap risiko fiskal dan dampak reformasi kebijakan pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto.
Berdasarkan data pasar, rupiah melorot 0,3% menjadi Rp16.655 per dolar AS, demikian laporan Reuters, di Bengaluru, Selasa (23/9).
Pelemahan ini terjadi setelah DPR menyetujui RAPBN 2026, yang mencakup belanja Rp3.842,7 triliun dan proyeksi defisit anggaran sebesar 2,68% terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Investor mencermati bagaimana reformasi pemerintah akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi," ujar Alan Lau, analis Maybank.
Dia menambahkan, pasar juga khawatir kredibilitas fiskal akan tergerus akibat dorongan agresif pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
Kekhawatiran tersebut semakin diperkuat oleh keputusan mengejutkan Bank Indonesia pekan lalu yang memangkas suku bunga acuan, serta adanya isu yang mengancam independensi bank sentral.
Tidak hanya rupiah, mata uang emerging Asia lainnya juga menunjukkan pelemahan. Rupee India turun 0,3% ke level terendah sepanjang masa, terdampak usulan kenaikan biaya visa Amerika Serikat, arus modal asing yang lesu, serta meningkatnya aktivitas lindung nilai (hedging).
Pelaku pasar menyebut bank sentral India (RBI) kemungkinan melakukan intervensi lewat bank "pelat merah" guna menahan pelemahan lebih lanjut.
Sementara itu, baht Thailand juga terdepresiasi 0,2%. Menurut Alan Lau, terdapat faktor eksternal yang mendukung seperti harga emas yang tinggi, namun kebijakan pemerintah Thailand untuk membatasi penguatan baht--termasuk rencana pengenaan pajak atas transaksi emas--serta intervensi pasar oleh Bank of Thailand, menekan nilai mata uang tersebut.
"Tidak mengherankan bila baht mengalami koreksi, mengingat penguatan sebelumnya menimbulkan kekhawatiran terhadap daya saing sektor ekspor dan pariwisata," kata Lau. Pemerintah Thailand kini membentuk tim lintas kementerian untuk mengatasi penguatan baht yang dinilai merugikan.
Di tengah tren pelemahan regional, ringgit Malaysia justru menguat 0,1%. Menurut catatan Maybank, reformasi subsidi bahan bakar jenis RON95 yang dilakukan pemerintah menjadi faktor pendukung penguatan tersebut.
"Kebijakan ini menunjukkan komitmen pemerintah terhadap disiplin fiskal, yang kemudian meningkatkan kepercayaan investor," tulis analis Maybank.
Sementara itu, pasar saham di Asia Tenggara bergerak positif, mengikuti penguatan Wall Street yang didorong optimisme terhadap perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Indeks saham Korea Selatan mencetak rekor tertinggi baru, sementara indeks saham Taiwan melonjak hingga 1,7% berkat saham raksasa semikonduktor TSMC yang melejit 2,7%. IHSG juga naik hingga 0,6%, menyentuh level tertinggi sepanjang masa. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Reprinted from indopremier_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The views expressed are solely those of the author and do not represent the official position of Followme. Followme does not take responsibility for the accuracy, completeness, or reliability of the information provided and is not liable for any actions taken based on the content, unless explicitly stated in writing.
Like this article? Show your appreciation by sending a tip to the author.

Leave Your Message Now