IHSG Berpotensi Sideways di Tengah Tekanan Asing dan Ketidakpastian Global
IHSG ditutup melemah 1,21% dengan tekanan jual asing Rp2,14 triliun
Fanny Suherman memproyeksikan IHSG bergerak sideways dalam rentang 7.600-7.800 dan memberi rekomendasi beberapa saham untuk trading jangka pendek.
M. Nafan Aji Gusta menyoroti breakdown teknikal IHSG dan menilai stabilitas politik domestik serta ekspektasi kebijakan The Fed akan menjadi penentu arah pasar ke depan.
Ipotnews - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) ditutup melemah 1,21 persen ke level 7.736 pada perdagangan kemarin dengan mencatatkan net sell asing sekitar Rp2,14 triliun.
Saham-saham perbankan besar seperti
BBCA
, BMRI
, BBRI
, serta TLKM
dan ADRO
tercatat paling banyak dilepas investor asing.Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman menjelaskan IHSG berpotensi bergerak sideways pada perdagangan hari ini, Selasa (2/9) di rentang 7.600-7.800. Menurutnya, area support berada di 7.600-7.680 sementara resistance di 7.800-7.820.
"Secara teknikal, IHSG masih berada dalam fase konsolidasi, sehingga IHSG berpotensi bergerak sideways di range 7.600-7.800 hari ini," ungkap Fanny dalam riset hariannya.
Dia juga merekomendasikan sejumlah saham pilihan seperti
SLIS
, ARCI
, SCMA
, GZCO
, BKSL
, dan MEDC
untuk peluang trading jangka pendek.Sementara itu, Senior Market Analyst M. Nafan Aji Gusta, melihat IHSG secara teknikal telah mengalami breakdown dari pola ascending broadening wedge pattern. Sinyal negatif ditunjukkan oleh indikator Stochastics K_D dan RSI, diperparah oleh penurunan volume transaksi.
"Bila kondisi politik dan keamanan di dalam negeri mulai kondusif, maka stabilitas pertumbuhan ekonomi dapat tercapai dan potensi buy on dip di pasar akan muncul," ujar Nafan.
Selain faktor domestik, pasar juga memperhatikan perkembangan global, termasuk ekspektasi penurunan suku bunga acuan The Fed sebesar 25 basis poin pada September 2025 serta ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina yang mempengaruhi harga minyak dunia.
"Barclays mengemukakan bahwa ekonomi AS telah melambat dan rentan terhadap resesi dengan peluang sebesar 50 persen dalam delapan kuartal berikutnya," pungkasnya. (Marjudin/ AI)
Sumber : admin
Reprinted from indopremier_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The views expressed are solely those of the author and do not represent the official position of Followme. Followme does not take responsibility for the accuracy, completeness, or reliability of the information provided and is not liable for any actions taken based on the content, unless explicitly stated in writing.
Like this article? Show your appreciation by sending a tip to the author.

Leave Your Message Now