Greenback Bangkit di Pasar Asia Setelah Tertekan Lima Hari Beruntun

avatar
· Views 61
  • Dolar AS sedikit pulih 0,1% ke 97,709 setelah melemah lima hari beruntun, tertekan kekhawatiran campur tangan Trump terhadap independensi the Fed dan prospek pemangkasan suku bunga.
  • Emas melanjutkan reli menuju rekor, sementara dolar terhadap yen stabil di 147,33, menunjukkan pasar masih mencari lindung nilai.
  • Euro melemah ke USD1,1707, dolar Australia turun 0,1% ke USD0,6549, sterling terkoreksi ke USD1,3539, dan kiwi stabil di USD0,5903.

Ipotnews - Dolar AS mencatat pemulihan tipis, Selasa pagi, setelah melemah lima hari berturut-turut, menjelang dibukanya kembali pasar Amerika Serikat usai libur Hari Buruh.
Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, naik 0,1% menjadi 97,709, setelah sehari sebelumnya menyentuh posisi terendah sejak 28 Juli, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Selasa (2/9).
Pelemahan sebelumnya dipicu aksi jual investor yang beralih ke aset lindung nilai lain, termasuk emas yang kini diperdagangkan mendekati rekor tertinggi.
Tekanan terhadap dolar semakin kuat setelah Presiden AS Donald Trump melancarkan serangan terhadap Federal Reserve, termasuk keputusannya memberhentikan Gubernur Lisa Cook. Langkah tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa Gedung Putih mengganggu independensi bank sentral, saat prospek penurunan suku bunga masih belum jelas.
"Federal Reserve tampaknya berada di ambang memulai siklus pemangkasan suku bunga," ujar Chris Weston, Kepala Riset Pepperstone Group di Melbourne. "Investor kini melihat emas sebagai aset yang lebih menarik."
Terhadap yen Jepang, dolar menguat 0,1% ke posisi 147,33 yen, masih berada dalam kisaran perdagangan sejak awal Agustus.
Investor kini menanti serangkaian data ekonomi AS untuk Agustus, termasuk indeks manufaktur dan jasa ISM serta laporan tenaga kerja non-pertanian. Data tersebut akan menjadi tolok ukur seberapa jauh kebijakan Trump memengaruhi aktivitas industri dan pasar tenaga kerja.
Di pasar mata uang lain, euro melemah tipis 0,03% menjadi USD1,1707 setelah data menunjukkan PMI manufaktur zona euro meningkat pada Agustus untuk pertama kalinya dalam tiga tahun. Data inflasi konsumen untuk bulan yang sama dijadwalkan rilis Selasa.
Dolar Australia melemah 0,1% jadi USD0,6549 setelah reli lima hari, meski masih berada di dekat level tertinggi dalam lebih dari dua pekan. Dolar Selandia Baru (kiwi) stagnan di posisi USD0,5903 usai menguat tiga hari berturut-turut ke level tertinggi dua pekan. Sementara poundsterling melemah 0,1% menjadi USD1,3539, mundur dari posisi tertinggi dua pekan yang dicapai pada sesi Senin. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

Disclaimer: The views expressed are solely those of the author and do not represent the official position of Followme. Followme does not take responsibility for the accuracy, completeness, or reliability of the information provided and is not liable for any actions taken based on the content, unless explicitly stated in writing.

Like this article? Show your appreciation by sending a tip to the author.
Reply 0

Leave Your Message Now

  • tradingContest