
Ipotnews -Harga kontrak berjangka minyak kelapa sawit Malaysia dibuka menguat pada Selasa, didorong oleh kenaikan harga minyak nabati pesaing di Dalian. Namun, pelemahan harga soyoil di Chicago dan harga minyak mentah global yang melemah membatasi kenaikan lebih lanjut.
Kontrak acuan minyak sawit untuk pengiriman Oktober di Bursa Derivatif Malaysia naik 31 ringgit, atau 0,74%, menjadi 4.218 ringgit (US$997,16) per ton metrik pada awal perdagangan. Pada sesi sebelumnya, kontrak ini turun sebesar 1,37%.
Kontrak soyoil paling aktif di Bursa Dalian (DBYcv1) naik 0,39%, sementara kontrak minyak sawitnya meningkat 1,11%. Sebaliknya, harga soyoil di Chicago Board of Trade turun 0,22%.
Minyak sawit cenderung mengikuti pergerakan harga minyak nabati pesaing lainnya karena bersaing dalam pangsa pasar global minyak nabati.
Harga minyak mentah cenderung datar setelah mengalami penurunan selama tiga hari berturut-turut. Kekhawatiran terhadap kelebihan pasokan membebani pasar setelah OPEC + menyepakati peningkatan produksi besar-besaran untuk bulan September. Namun, potensi gangguan pasokan dari Rusia memberikan dukungan bagi pasar.
Pelemahan harga minyak mentah membuat minyak sawit menjadi pilihan yang kurang menarik sebagai bahan baku biodiesel.
Ringgit Malaysia, mata uang yang digunakan dalam perdagangan minyak sawit, menguat 0,12% terhadap dolar AS, sehingga membuat harga minyak sawit sedikit lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang asing.
Impor minyak sawit India dilaporkan menurun pada Juli akibat pembatalan kontrak impor. Sementara itu, impor soyoil melonjak ke level tertinggi dalam tiga tahun karena harga yang kompetitif dan pengiriman tertunda dari bulan Juni, menurut lima pelaku pasar.
Survei Reuters menunjukkan bahwa stok minyak sawit Malaysia diperkirakan meningkat untuk bulan kelima berturut-turut pada Juli, dan akan mencapai level tertinggi dalam hampir dua tahun karena pertumbuhan produksi melampaui ekspor.
Menurut analis teknikal Reuters, Wang Tao, harga minyak sawit berpotensi naik menuju 4.273 ringgit per ton metrik setelah menembus level resistensi di 4.211 ringgit. (Reuters/AI)
Sumber : admin
Reprinted from indopremier_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The views expressed are solely those of the author and do not represent the official position of Followme. Followme does not take responsibility for the accuracy, completeness, or reliability of the information provided and is not liable for any actions taken based on the content, unless explicitly stated in writing.
Like this article? Show your appreciation by sending a tip to the author.

Leave Your Message Now