IDXChannel - Wilmar Group kembali menjadi sorotan setelah terseret dalam dua kasus besar di Indonesia yang menyangkut komoditas strategis, kelapa sawit dan beras.
Perusahaan agribisnis raksasa asal Singapura ini kini menghadapi ketidakpastian hukum akibat penyelidikan kepolisian atas dugaan penjualan beras oplosan serta kasus dugaan korupsi dalam penerbitan izin ekspor minyak sawit mentah (CPO).
Penampakan Gunung Uang Triliunan Rupiah Kasus Korupsi Ekspor CPO Wilmar GroupMengutip The Business Times (21 Juli 2025), CGS International (CGSI) baru-baru ini menurunkan rekomendasi Wilmar International, yang tercatat di Bursa Singapura (SGX), dari “hold” ke “reduce”, dengan target harga SGD2,70 (turun dari SGD3,15), setelah muncul kekhawatiran meningkatnya risiko regulasi di Indonesia.
Menurut analis CGSI Jacquelyn Yow, bisnis beras Wilmar di Tanah Air memang bukan kontributor utama terhadap laba operasional grup. Namun, sejumlah kabar negatif teranyar mulai menimbulkan ketidakpastian baru yang bisa membayangi prospek Wilmar ke depan.
Wilmar Cahaya (CEKA) Tegaskan Tak Terkait Kasus Korupsi Ekspor CPO Rp11,88 Triliun“Meski kontribusi bisnis beras Wilmar di Indonesia terhadap laba operasional secara keseluruhan kemungkinan tidak signifikan, perkembangan terbaru di negara tersebut — termasuk penyitaan lahan dan dugaan kasus korupsi — telah menambah ketidakpastian bagi grup ini," ujar Yow.
Reprinted from Idxchannel,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The views expressed are solely those of the author and do not represent the official position of Followme. Followme does not take responsibility for the accuracy, completeness, or reliability of the information provided and is not liable for any actions taken based on the content, unless explicitly stated in writing.

Leave Your Message Now