
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan di Mei 2025 dengan proyeksi pergerakan yang mixed atau bervariasi dalam kisaran 6.700 hingga 6.800.
Pengamat pasar modal sekaligus Founder WH Project, William Hartanto menyoroti fenomena tahunan "Sell In May And Go Away" yang berpotensi mempengaruhi pasar.

"Konon di bulan ini juga IHSG akan mengalami siklus yang sama setiap tahunnya yaitu “Sell In May And Go Away”. Pertanyaannya adalah, apakah ini siklus atau hanya awareness pelaku pasar yang masih melekat kuat saja? Dan apakah bulan Mei selalu seseram nama dari Sell In May ini?," kata William dalam analisisnya, Jumat (2/5/2025).
William menjelaskan meskipun IHSG berhasil mencatatkan tren bullish sepanjang April 2025, memasuki Mei, pasar dihadapkan pada siklus historis yang menunjukkan kecenderungan koreksi.

Namun, berdasarkan data 10 tahun terakhir, pelemahan di bulan Mei cenderung terbatas dan lebih merupakan fase persiapan untuk kembali bullish pada periode Juni hingga Agustus.
Oleh karena itu, potensi pelemahan IHSG di bulan Mei dapat menjadi peluang untuk melakukan buy on weakness.

Lebih lanjut, William menyoroti bahwa saat ini IHSG sedang menguji level resistance krusial di 6.800. Level ini menjadi ujian terakhir bagi tren downtrend yang telah berlangsung sejak November 2024.
Meskipun memasuki bulan Mei dengan sentimen "Sell In May", bukan berarti pengujian resistance ini pasti akan gagal. Justru, pergerakan mixed yang diprediksi terjadi pada hari ini dan pekan depan akan menjadi indikator penting untuk menilai apakah IHSG sudah jenuh beli atau belum, dan apakah siklus "Sell In May" akan benar-benar dimulai.

Secara teknikal, William menyoroti bahwa IHSG saat ini sedang menguji level resistance di 6.800, yang juga merupakan resistance terakhir dari tren downtrend sejak November 2024.
Terbentuknya beberapa pola doji pada grafik IHSG mengindikasikan adanya potensi kondisi jenuh beli, yang membuka peluang untuk koreksi terbatas dalam perdagangan hari ini dan awal pekan depan.
Dari sisi sentimen, fenomena tahunan "Sell In May" berpotensi memberikan tekanan pelemahan pada IHSG di awal bulan Mei 2025. Hal ini dianggap wajar mengingat masih banyak pelaku pasar yang aware terhadap siklus ini, sehingga kecenderungan untuk melakukan penjualan saham di bulan Mei tetap tinggi.
Meskipun demikian, pada perdagangan hari sebelumnya tercatat adanya net buy asing yang cukup signifikan, mencapai Rp 239 miliar. Net buy terbesar terjadi pada saham BBCA, TLKM, ANTM, ASII, dan TPIA (diurutkan berdasarkan nilai terbesar).
Sementara itu, saham-saham yang menjadi laggards (penekan) IHSG pada perdagangan sebelumnya adalah BMRI, DCII, ISAT, BRMS, dan BYAN.
Sebaliknya, saham-saham yang menjadi leaders (penggerak naik) adalah BBCA, TLKM, INDF, KLBF, dan TPIA (berdasarkan data statistik IDX).
"Memperhatikan faktor-faktor di atas, kami memproyeksikan hari ini IHSG berpotensi bergerak mixed dalam range 6.700 – 6.800," katanya.
Berikut beberapa rekomendasi saham secara teknikal:
ERAA: Buy, support 460, resistance 476. Potensi penguatan menguji resistance pada 476.
HEAL: Buy, support 1.015, resistance 1.200. Potensi bottoming dengan pembentukan demand zone di area 1.015 – 1.200.
SMRA: Buy, support 416, resistance 450. Potensi penguatan lanjutan terindikasi dari candlestick yang menguat konsisten di atas MA5 dan MA20.
TLKM: Buy if breakout, support 2.560, resistance 2.710. Potensi reversal setelah breakout dari resistance 2.710 (saat ini masih konsolidasi).
(kunthi fahmar sandy)
作者:02/05/2025 07:48 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.com
加载失败()