Bursa Asia Turun, Nikkei Jatuh 4 Persen Terseret Pelemahan Wall Street

avatar
· Views 30
Bursa Asia Turun, Nikkei Jatuh 4 Persen Terseret Pelemahan Wall Street
Bursa Asia Turun, Nikkei Jatuh 4 Persen Terseret Pelemahan Wall Street. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa Asia kompak melemah pada perdagangan Jumat (11/4/2025) pagi, mengikuti kejatuhan tajam Wall Street semalam akibat kekhawatiran dampak ekonomi dari perang dagang yang semakin tidak pasti.

Berdasarkan data pasar, hingga pukul 09.06 WIB, Indeks Nikkei Jepang merosot 4,66 persen, sementara indeks Topix turun 4,25 persen.

Baca Juga:
Bursa Asia Turun, Nikkei Jatuh 4 Persen Terseret Pelemahan Wall Street IHSG Dibuka Turun ke 6.163, Nyaris Seluruh Sektor Melemah

Tiga indeks utama Wall Street anjlok tajam pada sesi sebelumnya, menghapus sebagian besar kenaikan yang tercatat sehari sebelumnya. Kekhawatiran meningkat terhadap eskalasi ketegangan dagang antara AS dan China, yang mengaburkan sentimen positif dari data ekonomi yang solid serta perkembangan negosiasi perdagangan AS-Uni Eropa.

Pada Kamis, indeks Nikkei sempat melesat 9 persen setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penundaan tarif selama 90 hari bagi sejumlah negara.

Baca Juga:
Bursa Asia Turun, Nikkei Jatuh 4 Persen Terseret Pelemahan Wall Street Harga Emas Antam (ANTM) Hari Ini Meledak, Cetak Rekor Lagi

Namun, pada Jumat, saham Fast Retailing—pemilik merek Uniqlo 9983—terkoreksi 3,87 persen. Saham sektor semikonduktor seperti Tokyo Electron 8035 dan Advantest 6857 masing-masing turun 5 persen dan 7,5 persen.

Shanghai Composite juga tergerus 0,18 persen, bersama Hang Seng Hong Kong yang terkoreksi 1,14 persen dan KOSPI Korea Selatan yang berkurang 1,58 persen.

Baca Juga:
Bursa Asia Turun, Nikkei Jatuh 4 Persen Terseret Pelemahan Wall Street Surya Biru (SBMA) Raih Laba Rp13,35 Miliar di 2024, Melambung 182 Persen

Demikian pula, ASX 200 Australia terdepresiasi 1,48 persen dan STI Index tumbang 2,46 persen.

Wall Street Terpukul

Pasar saham AS melemah pada Kamis, membalikkan sebagian kenaikan sesi sebelumnya.

Indeks Nasdaq Composite jatuh 4,3 persen ke 16.387,3, sementara S&P 500 turun 3,5 persen ke 5.268,1. Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 2,5 persen ke 39.593,7.

Mengutip MT Newswires, hampir seluruh sektor mengalami tekanan, dengan sektor energi mencatatkan penurunan terbesar, kecuali sektor kebutuhan pokok yang bertahan.

Sebelumnya, pasar saham AS sempat menguat pada Rabu setelah Trump mengumumkan penundaan tarif bagi negara-negara yang tidak memberlakukan kebijakan balasan terhadap AS.

Namun, ia tetap menaikkan bea masuk bagi produk China setelah Beijing mengeluarkan kebijakan tandingan. Menurut laporan CNBC International pada Kamis, tarif atas barang impor China kini efektif mencapai 145 persen. CNBC International juga melaporkan bahwa Trump tidak menutup kemungkinan untuk memperpanjang penundaan tarif.

Menurut Morgan Stanley, keputusan Trump menunda tarif memang mengurangi risiko penurunan ekonomi AS dalam jangka pendek, tetapi ketidakpastian berkepanjangan diperkirakan semakin menekan konsumsi dan belanja bisnis.

Dari Eropa, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan, Uni Eropa akan menunda tarif balasan terhadap AS selama 90 hari untuk memberi kesempatan bagi negosiasi.

Di sisi lain, Presiden Federal Reserve Bank of Dallas Lorie Logan memperingatkan bahwa tarif yang lebih tinggi dari perkiraan sangat mungkin memicu inflasi dan pengangguran di AS.

"Untuk mencapai target ganda kami secara berkelanjutan, penting bagi kami memastikan kenaikan harga akibat tarif tidak berkembang menjadi inflasi yang lebih persisten," ujarnya.

Sementara itu, Presiden The Fed Kansas City Jeff Schmid mengatakan bahwa lingkungan ekonomi saat ini menjadi semakin rumit, dengan pengumuman tarif terbaru meningkatkan ketidakpastian makroekonomi.

"Dengan tekanan harga yang kembali meningkat, saya tidak ingin mengambil risiko yang dapat merusak kredibilitas The Fed dalam menjaga inflasi," katanya.

Di pasar obligasi, imbal hasil Treasury AS bergerak bervariasi pada Kamis. Yield obligasi tenor dua tahun turun 9,5 basis poin ke 3,85 persen, sedangkan yield obligasi tenor 10 tahun naik 1,1 basis poin ke 4,41 persen. (Aldo Fernando)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: www.followme.com

Donate if you like
avatar
Reply 0

Load Fail()

  • tradingContest