
IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung menguat pada perdagangan Senin (24/2/2025), seiring investor menantikan data terbaru dari Amerika Serikat (AS).
Pasar keuangan Asia cenderung sepi karena libur di Tokyo, Jepang, dengan indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang melemah 0,2 persen. Kontrak berjangka (futures) Nikkei diperdagangkan di 38.310, di bawah penutupan tunai 38.776.

Sementara itu, saham unggulan China (CSI 300) naik tipis 0,02 persen, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong meningkat 0,24 persen, melanjutkan tren positif yang didorong saham teknologi.
Indeks ASX 200 Australia juga terkerek, yakni sebesar 0,04 persen dan STI Singapura terapresiasi 0,41 persen.

Berbeda, KOSPI Korea Selatan turun 0,61 persen.
Di pasar AS, kontrak berjangka S&P 500 naik 0,4 persen dan Nasdaq menguat 0,5 persen.

Nasdaq sebelumnya merosot 2,5 persen pekan lalu, mencatat kinerja mingguan terburuk dalam tiga bulan, terutama akibat tekanan pada saham 'Magnificent Seven'.
Tekanan ini meningkatkan ekspektasi terhadap laporan keuangan Nvidia yang akan dirilis Rabu. Investor memperkirakan penjualan kuartal IV mencapai USD 38,5 miliar dan proyeksi kuartal I sekitar USD 42,5 miliar. Opsi perdagangan menunjukkan kemungkinan pergerakan harga saham sekitar 8 persen, tergantung hasil laporan.
Wall Street sempat terpukul pada Jumat lalu setelah survei sektor jasa menunjukkan penurunan tajam akibat kekhawatiran tarif dan tekanan biaya.
Ada pula laporan bahwa Gedung Putih menekan Meksiko agar menerapkan tarif pada impor China sebagai bagian dari kesepakatan dagang.
Fokus pasar kini tertuju pada data inflasi inti pilihan Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) yang akan dirilis Jumat.
Angka ini diperkirakan turun menjadi 2,6 persen dari sebelumnya 2,8 persen, meski kekhawatiran soal tarif dapat mengalihkan perhatian investor.
Sementara itu, survei konsumen AS menunjukkan ekspektasi inflasi jangka panjang (5-10 tahun) naik menjadi 3,5 persen, level tertinggi sejak 1995.
"Ekspektasi inflasi jangka panjang berisiko semakin tidak terkendali," ujar analis ANZ dalam catatannya.
"Itulah pesan utama dari sejumlah survei ekonomi AS yang dirilis Jumat lalu. Bagi The Fed, data ini menandakan perlunya kewaspadaan ekstra."
Setidaknya sembilan pejabat The Fed akan berbicara pekan ini, beberapa di antaranya lebih dari sekali. Mereka diperkirakan tetap menyampaikan sikap hati-hati terkait pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Saat ini, pasar memperkirakan pemangkasan baru terjadi pada Juli, dengan hanya dua kali pemangkasan sepanjang 2025.
Imbal hasil obligasi AS turun setelah data sektor jasa yang lemah, namun ketidakpastian inflasi dan pasokan masih menjadi tantangan.
Futures obligasi 10 tahun turun 5 basis poin pada Senin. Penurunan imbal hasil ini juga menekan dolar AS terhadap yen, seiring meningkatnya spekulasi bahwa Bank of Japan (BOJ) akan kembali menaikkan suku bunga. (Aldo Fernando)
作者:24/02/2025 09:58 WIB,文章来源Idxchannel,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.com
加载失败()