
Indonesia ikut berpartisipasi dalam forum World Economic Forum (WEF) 2025, Davos, Swiss. Dalam forum itu, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menyampaikan upaya pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%.
Rosan menyampaikan hal tersebut dalam diskusi panel bertajuk "Leading the Way: A Path to the Vision of Golden Indonesia 2045" di Paviliun Indonesia WEF 2025. Rosan menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mendorong hilirisasi berbagai komoditas unggulan yang dimiliki oleh Indonesia.
"Kenapa hilirisasi sangat penting untuk Indonesia agar bisa mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8%? Karena jika kita melihat sejarah, sejak 2 atau 3 tahun lalu, investasi yang datang dari sektor hilirisasi mencapai 22-23% dari total investasi di Indonesia," ujar Rosan dalam keterangannya, Jumat (24/1/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tok! Revisi UU Minerba Resmi Jadi Usulan DPR |
Mantan Dubes Indonesia untuk AS tersebut menilai dari angka ekspor pada 2017, ekspor nikel di angka US$ 3,3 miliar. Pada 2024, produk turunan nikel yang diproses di Indonesia, nilai ekspornya melonjak hingga US$ 30,4 miliar.
"Di saat yang sama, kami juga menciptakan lebih banyak tenaga kerja berkualitas di Indonesia," jelas Rosan.
Rosan mengambil contoh kebijakan pemerintah Indonesia dalam pengaturan ekspor nikel yang berdampak pada industrialisasi dalam negeri, peningkatan nilai tambah, serta pembukaan lapangan kerja baru.
Selain itu, Rosan juga menjabarkan peluang investasi lain di sektor hijau di mana Indonesia memiliki potensi hingga 3.700 gigawatt, baik dari tenaga surya, angin, gelombang air laut, hidro dan geotermal. Selain itu, dia juga memaparkan peluang lain di sektor hilirisasi perikanan dan kelautan, seperti rumput laut.
Di sisi lain, Wakil Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Wakil Kepala Bappenas Febrian Alphyanto Ruddyard yang juga hadir sebagai narasumber pada panel yang sama menyoroti pentingnya memanfaatkan bonus demografi yang puncaknya akan terjadi pada tahun 2025.
"Tahun 2025 sangat penting bagi Indonesia, ini tidak hanya centennial (periode 100 tahunan), tapi di periode ini Indonesia juga akan memiliki bonus demografi yang jika tidak dimanfaatkan dengan baik, kita tidak akan pernah memiliki kesempatan serupa lagi," ujar Febrian.
Baca juga: Revisi UU Minerba Resmi Jadi Usulan DPR, Ini Isinya |
Dia menambahkan untuk menyiapkan selebrasi centennial, Pemerintah Indonesia telah merancang strategi transformasi nasional berbasis tiga pilar yaitu sosial, ekonomi, dan pemerintahan. Transformasi sosial difokuskan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan berbasis science, technology, engineering, art, dan mathematics (STEAM) serta penguatan pendidikan vokasi.
Transformasi ekonomi bertujuan menciptakan sektor-sektor penggerak pertumbuhan baru, seperti industri hijau dan ekonomi digital, sementara transformasi pemerintahan diarahkan untuk membangun iklim investasi yang lebih kondusif melalui penyederhanaan regulasi, termasuk penerapan Omnibus Law.
Selain itu, pemerintah mencanangkan delapan strategi prioritas (8 Plus 1 Strategies) untuk mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Strategi ini mencakup peningkatan produktivitas sektor agrikultur untuk swasembada pangan, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), serta percepatan transformasi digital dan investasi di sektor energi terbarukan.
(hal/ara)Reprinted from detik_id,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: www.followme.com
Load Fail()