
Istilah Trumpflation kembali dibahas dalam periode kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2024. Hal ini sebagai bentuk kekhawatiran atas arah kebijakan Trump yang apabila terpilih nantinya bisa memicu lonjakan terhadap inflasi AS.
Bagaimana pengaruhnya terhadap ekonomi Indonesia?
Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menilai, Trumpflation setidaknya menimbulkan 5 risiko bagi Indonesia. Kebijakan proteksionisme AS terhadap produk asal China akan menciptakan gangguan pada kinerja ekspor Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apalagi porsi ekspor Indonesia ke China menembus 23% dari total ekspor non migas senilai US$29,9 miliar sepanjang Januari-juni 2024. Ekspor bahan baku industri ke China dan AS," kata Bhima, saat dihubungi detikcom, Sabtu (27/7/2024).
Kedua, terdapat risiko higher for longer dari bank sentral AS yang berarti suku bunga akan naik lebih lama untuk meredam Trumpflation. Akibatnya, di mana-mana suku bunga tinggi. Menurutnya, bagi konsumen dan pelaku usaha ini pukulan berat karena mempengaruhi bunga pinjaman domestik.
Ketiga, ancaman bagi industri pengolahan yang terkait ekosistem kendaraan listrik. Padahal menurutnya, Indonesia berharap Inflation Reduction Act era Biden akan menolong nikel berharga premium yang dikirim ke AS. Harapan ini perlu dikoreksi kalau Trump menang.
Keempat, perburuan investor ke aset aman seperti emas dan dollar AS sebabkan pelemahan rupiah. Imbasnya tentu ke imported inflation atau barang retail di Indonesia jadi lebih mahal karena pelemahan kurs rupiah.
"Risiko Trumpflation probabilitasnya cukup tinggi melihat arah kebijakan Trump yang agresif soal pemangkasan pajak, menghambat transisi ke kendaraan listrik, dan gelombang proteksionisme produk China. Kalau kita cermati waktu Trump menjabat presiden yang lalu, sebagian besar janji kampanye langsung dijalankan hari pertama menjabat," ujarnya.
Peluang Bagi Indonesia
Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti berpandangan, kondisi ini seharusnya bisa dimanfaatkan Indonesia untuk mengambil keuntungan. Namun dalam hal ini, produk Indonesia harus bisa bersaing tinggi.
"Artinya menciptakan produk yang bisa mensubstitusi produk China dengan kualitas yang lebih baik dan harga lebih murah sehingga produk China dihambat masuk AS maka produk Indonesia bisa masuk keAS," kata Esther, dihubungi terpisah.
Menurutnya, Trumpflation berkemungkinan akan terjadi bila Trump terpilih kembali. Hal ini berkaca pada saat Trump menjabat sebagai Presiden AS 2017-2021 di mana perang dagang terjadi antara AS dengan China. Pada kala itu, produk China dihambat, namun yang menggantikannya ialah produk Vietnam.
"Tapi yang menggantikan produk Vietnam. Produk China masuk ke Vietnam dan diekspor dari Vietnam ke AS karena Vietnam sudah punya perjanjian dagang denganAS," ujar dia.
"Jika Trump terpilih kembali, saya rasa akan terjadi hal yang sama. Mengingat AS masih defisit perdagangan dengan China," pungkasnya.
(shc/fdl)作者:Shafira Cendra Arini -,文章来源detik_id,版权归原作者所有,如有侵权请联系本人删除。
风险提示:以上内容仅代表作者或嘉宾的观点,不代表 FOLLOWME 的任何观点及立场,且不代表 FOLLOWME 同意其说法或描述,也不构成任何投资建议。对于访问者根据 FOLLOWME 社区提供的信息所做出的一切行为,除非另有明确的书面承诺文件,否则本社区不承担任何形式的责任。
FOLLOWME 交易社区网址: www.followme.com
加载失败()