Note

Nilai Tukar Rupiah Melemah Lagi, Imbas Kondisi Manufaktur China

· Views 138

Nilai Tukar Rupiah Melemah Lagi, Imbas Kondisi Manufaktur China

Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah kembali sebesar 0,13% menjadi Rp15.000/US$ pada perdagangan hari ini, Rabu (31/5/2023). Pelemahan ini sejalan dengan kondisi manufaktur China yang semakin menyusut. Hari ini, NBS merilis data Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur untuk periode April 2023 sebesar 48,8. Angka ini lebih rendah dari periode sebelumnya yaitu 49,2 dan juga ekspektasi konsensus yang sebesar 49,4.

Perlu diperhatikan bahwa kondisi manufaktur China yang sedang menyusut sangat penting bagi pasar saham dan keuangan. Mengingat China adalah mitra dagang utama Indonesia. Dampaknya akan dirasakan dalam aktivitas ekspor dan impor barang kita.

Di samping itu, di Amerika Serikat (AS), pelaku pasar masih menunggu persetujuan kongres mengenai peningkatan pagu utang. Persetujuan ini diharapkan dapat memberikan sentimen positif di pasar dan mengurangi kekhawatiran tentang risiko gagal bayar pemerintah AS. Hal ini terlihat dari penurunan yield obligasi 10 tahun AS menjadi 3,69%, setelah sebelumnya mencapai 3,85% dan mengalami kenaikan sebesar 0,12% dalam sebulan terakhir.

Meskipun demikian, Bank Indonesia (BI) cukup optimis bahwa stabilitas nilai tukar rupiah akan tetap terjaga di dalam negeri berkat surplus transaksi berjalan dan ekspor yang kuat.

Selain itu, arus dana dari luar negeri diharapkan akan terus berlanjut seiring dengan prospek ekonomi Indonesia yang positif, inflasi yang rendah, dan tingkat imbal hasil yang menarik.

Menurut BI, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 diperkirakan akan tetap tumbuh dalam kisaran 4,5% – 5,3%. Selain itu, BI juga memutuskan untuk menahan suku bunga untuk keempat kalinya karena dianggap sudah cukup memadai untuk menjaga inflasi sesuai target hingga akhir tahun, yaitu di level 3% +/- 1%.

Perlu juga diketahui bahwa prospek imbal hasil yang menarik di Indonesia sejalan dengan instrumen baru yang diperkenalkan oleh BI, yaitu time deposit valas yang menawarkan imbal hasil mulai dari 5,10% hingga 5,50% dengan berbagai periode penyimpanan mulai dari satu bulan hingga enam bulan.

Diharapkan instrumen baru ini dapat membantu mempertahankan devisa hasil ekspor lebih lama di dalam negeri. Sehingga cadangan devisa tetap kuat dan stabilitas nilai tukar rupiah dapat terus berlanjut.

 

 

 

Sumber

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.