Note

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, 31 Maret 2023

· Views 19

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah hari ini diprediksi akan terpengaruh volatilitas dolar AS setelah Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) kembali memberikan sinyal pengetatan moneter. 

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah hari ini cenderung dibuka berfluktuatif namun berpotensi ditutup menguat pada kisaran Rp15.010- Rp15.100 per dolar AS. 

Pergerakan rupiah dipengaruhi oleh banyak upaya yang bisa dilakukan Bank Indonesia dan regulator terkait untuk menurunkan laju inflasi yang saat ini berada di level 5,47 persen per Februari 2023. 

“Sehingga untuk mengendalikan inflasi tak melulu harus menempuh jalur dengan menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR),” jelasnya dalam riset harian, dikutip Jumat (31/3/2023). 

Ada kebijakan lain yang harus juga berperan untuk menurunkan hal tersebut. Ketika inflasi terkendali, maka suku bunga juga bisa dikontrol. Namun, untuk mengendalikan inflasi tidak melulu terkait suku bunga saja, melainkan ada peran fiskal dan lainnya.

Meski demikian, kebijakan moneter Bank Indonesia akan selalu siap mendukung pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19.   Apalagi inflasi saat ini sudah mendingin, namun perkirakan suku bunga masih tetap tinggi pada 2023. 

Sebelumnya, pada rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Maret 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50 persen.  

Mengutip Bloomberg, Jumat (31/3/2023), The Fed kembali memberikan sinyal pengetatan moneter lebih lanjut, bahkan setelah runtuhnya tiga bank AS awal bulan ini.

Presiden Fed Boston Susan Collins mengatakan pengetatan moneter diperlukan. Presiden Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan Bank Sentral dapat menaikkan suku lebih jika risiko inflasi bertahan. Sementara itu, Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan dia berkomitmen untuk mengembalikan inflasi ke 2 persen dan belum sepenuhnya jelas mengenai apa dampak gejolak sistem keuangan.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.