
JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) menyatakan, untuk menciptakan pemerataan pengelolaan dan bisnis di industri pertambangan dan pengelolaan nikel perlu dilakukan beberapa hal.
Sekretaris Umum APNI Meidy Katrin Lengkey mengatakan, di Indonesia dominan berdiri smelter pirometalurgi yang mengolah bijih nikel kadar tinggi (saprolit) kadar 1,8 persen untuk bahan baku stainless steel.
Sementara, cadangan bijih nikel di Indonesia lebih banyak kadar rendah (limonit) untuk bahan baku EV battery.
"Untuk menjaga ketersediaan cadangan dan optimalisasi limonit, diperlukan pembatasan kadar bijih nikel yang diizinkan untuk diperjualbelikan maksimal 1,6 persen," ujar dia dalam The APNI (Asosiasi Penambang Nikel Indonesia) 6th Birthday Ceremony, Senin (6/3/2023).
Baca juga: Luhut Rayu Pemerintah China Investasi di Sektor Pengolahan Nikel hingga Bandara di RI
Meidy mengatakan, harus ada sanksi bagi pemasok dan juga penerima apabila kadar yang dikirim lebih dari 1,8 persen.
Lebih lanjut, ia menjelaskan Indonesia saat ini sedang dilirik dunia seiring gencarnya program dan gerakan renewable energy.
Di sektor transportasi, pengembangan industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV) menjadi program unggulan untuk menekan polusi udara yang ditimbulkan dari asap kendaraan konvensional.
Untuk menekan penggunaan BBM dari fosil, telah dikembangkan baterai untuk menggerakkan mesin EV.
“Nikel merupakan komoditas yang dibutuhkan bahan baku EV battery. Indonesia merupakan negara pemilik sumber daya, cadangan, bahkan produsen nikel terbesar dunia. Maka, nikel Indonesia menjadi incaran dunia internasional,” ujar dia.
Selain itu, APNI menyarankan pemerintah harus mewajibkan kepada smelter untuk memberikan neraca kebutuhan akan bahan baku (nikel ore) kepada Kementerian ESDM untuk membahasnya dengan penambang.
Reprinted from Kompas,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: www.followme.com
Load Fail()