Note

Ketegangan Ukraina Kian Membara, Euro Melemah, Dolar AS Landai

· Views 327

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang euro jatuh ke level terendah dalam satu bulan terakhir pada Selasa (25/1/2022) karena ketegangan antara Rusia dan Barat atas Ukraina menarik investor berlari ke dolar AS, sehari sebelum Federal Reserve (Fed) diperkirakan akan mengungkapkan rincian tentang rencananya untuk memperketat kebijakan moneter.

Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya memangkas penguatan menjadi hanya 0,097 persen. Sementara itu, euro merosot 0,23 persen menjadi US$1,1297. Yen Jepang menguat 0,01 persen menjadi 113,92 per dolar.

Dilansir Antara, pemimpin negara-negara Barat meningkatkan persiapan untuk setiap aksi militer Rusia di Ukraina, sementara Moskow mengatakan pihaknya mengawasi dengan sangat prihatin setelah 8.500 tentara AS disiagakan untuk dikerahkan ke Eropa jika terjadi eskalasi.

Ketegangan tetap tinggi setelah NATO mengatakan pada Senin (24/1/2022) bahwa pihaknya menempatkan pasukan dalam keadaan siaga dan memperkuat Eropa timur dengan lebih banyak kapal dan jet tempur sebagai tanggapan atas penambahan pasukan Rusia di dekat perbatasannya dengan Ukraina.

Rubel rebound untuk menguat 0,54 persen menjadi 78,62 per dolar setelah sebelumnya melemah menuju level terendah lebih dari 14 bulan.

Direktur Strategi Valas Credit Suisse Alvise Marino mengatakan ketegangan Ukraina telah mengekspos euro dan Eropa, terutama mengenai energi. Namun, penguatan dolar lebih berkaitan dengan pengetatan kebijakan The Fed.

"Pasar memperkirakan dalam satu kenaikan oleh The Fed pada 2022. Sekarang kami memperkirakan empat. Itu pada akhirnya merupakan pendorong utama kekuatan dolar yang telah kita lihat selama tiga bulan terakhir," katanya.

"Ini sedikit dipercepat karena pelemahan di pasar ekuitas yang lebih luas dan selera risiko yang telah Anda lihat khususnya sejak Rabu lalu," kata Marino.

Sementara itu, Kepala Riset Investasi BDSwiss Holding Ltd, Marshall Gittler mengatakan penguatan dolar menunjukkan perannya sebagai mata uang safe-haven utama, kata. Mata uang biasanya menguat ketika suku bunga diperkirakan naik dan turun ketika ekspektasi kenaikan suku bunga meningkat.

"Bukan hanya itu (dolar) naik selama periode risk-off (penghindaran risiko) tetapi juga naik bahkan ketika ekspektasi untuk pengetatan the Fed kembali," tulis Gittler.

The Fed dapat memperkuat rencana untuk menaikkan suku bunga dan mengecilkan kepemilikan obligasi obligasi pemerintah AS dan sekuritas berbasis hipotek, yang telah membengkakkan neracanya menjadi sekitar 9 triliun dolar AS. Pertemuan dua hari The Fed berakhir Rabu waktu setempat.

Pandangan analis tentang pertemuan tersebut beragam. Deutsche Bank mengisyaratkan kejutan yang berpotensi hawkish selama beberapa bulan mendatang, dengan sebanyak enam atau tujuh kenaikan tahun ini.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.