
Jakarta, 1 Oktober 2025 — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Indonesia mencapai 2,65 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada September 2025. Secara bulanan, inflasi tercatat 0,21 persen (month to month/mtm), sementara secara akumulasi tahun kalender 1,82 persen (year to date/ytd).
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, menjelaskan kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 108,51 pada Agustus menjadi 108,74 di September terutama didorong kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mencatat inflasi 5 persen dengan kontribusi 1,43 persen.
“Komoditas dengan andil terbesar adalah cabai merah, sementara dari luar kelompok tersebut, emas perhiasan menjadi penyumbang utama inflasi,” ungkapnya dalam konferensi pers, Rabu (1/10).
Secara bulanan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat inflasi 0,38 persen dengan andil 0,11 persen. Penyumbang utamanya antara lain cabai merah, daging ayam ras, dan cabai hijau. Selain itu, emas perhiasan, rokok kretek mesin (SKM), rokok kretek tangan (SKT), serta biaya kuliah perguruan tinggi juga memberi dorongan inflasi.
BPS mencatat, dari 38 provinsi, 37 provinsi mengalami inflasi dengan angka tertinggi di Sumatera Utara sebesar 5,32 persen, sedangkan deflasi hanya terjadi di Maluku Utara sebesar 0,4 persen.
Disclaimer: The views expressed are solely those of the author and do not represent the official position of Followme. Followme does not take responsibility for the accuracy, completeness, or reliability of the information provided and is not liable for any actions taken based on the content, unless explicitly stated in writing.

Leave Your Message Now