Note

Neraca Dagang RI Surplus 43 Bulan, Rupiah Terapresiasi

· Views 72
Neraca Dagang RI Surplus 43 Bulan, Rupiah Terapresiasi
Foto: Penukaran uang dolar (AS) dan rupiah di Valuta Inti Prima (VIP) Money Changer, Menteng, Jakarta, Rabu (11/10/2023). (CNBC Indonesia/ Faisal Rahman)
 

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah neraca dagang Indonesia tercatat surplus 43 bulan beruntun dan sikap bank sentral AS (The Fed) yang lebih dovish.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat di angka Rp15.490/US$ atau terapresiasi 0,03%. Penguatan ini apresiasi yang terjadi kemarin (14/12/2023) sebesar 1,02%.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.08 WIB turun tipis 0,03% menjadi 101,92. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan Kamis (14/12/2023) yang berada di angka 101,95.
Neraca Dagang RI Surplus 43 Bulan, Rupiah Terapresiasi

Neraca dagang Indonesia tercatat lebih rendah dibandingkan perkiraan konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia.

Hari ini (15/12/2023), Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus kali ini mencapai US$2,41 miliar dengan ekspor yang mencapai US$22 miliar, turun 8,56% dibandingkan bulan November 2022. Adapun, secara bulanan nilai ekspor turun tipis sebesar 0,67%.

Sementara impor mencapai US$19,59 miliar, tumbuh 3,29% secara year on year (yoy). Secara bulanan impor tumbuh 4,89%.

Dengan hasil ini, maka dapat disimpulkan bahwa surplus ini merupakan surplus beruntun untuk ke-43 kali.

Kendati surplus mengalami kemunduran, namun hal ini masih cukup disambut positif bagi pelaku pasar khususya di tengah sikap bank sentral AS (The Fed) yang akan mulai memangkas suku bunganya di tahun 2024.

Ketua The Fed, Jerome Powell berpidato cenderung lebih lunak pada pertemuan kali ini, dibandingkan pada pertemuan November lalu di mana dia menegaskan masih terlalu prematur memikirkan pemangkasan suku bunga.

"Itu (pemangkasan) mulai ada dalam pandangan kami dan menjadi topik diskusi kami," ucap Powell, dikutip dari Reuters.

Powell juga mengatakan jika ekonomi sudah berjalan normal dan The Fed tidak perlu lagi mengetatkan kebijakan suku bunga. Dokumen "dot plot" The Fed menunjukkan jika anggota bank sentral mulai mengindikasikan adanya pemangkasan suku bunga.

Jika The Fed benar-benar memangkas suku bunganya, maka bukan tidak mungkin BI pun turut memangkas suku bunganya. Hal ini dapat dilakukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi hingga meningkatkan permintaan kredit agar kembali meningkat.


Dicetak ulang dari cnbcindonesia, hak cipta isi berita dimiliki oleh pemilik asli

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.