Apa yang Dimaksud Overbought dan Oversold? Ternyata Ini Arti dan Fungsinya!

Hallo Sobat Traders!

Kembali lagi dengan NgobrolPemula, kali ini kita akan membahas tentang Overbought dan Oversold. Yuk kita Simak!

Dalam pergerakan harga pasar forex atau lainnya, sering sekali kita melihat harga bergerak terus menerus naik ataupun bergerak turun. Sehingga hal ini dianggap sebagai area-area yang biasa disebut dengan Overbought dan Oversold.

Overbought biasanya disebut sebagai area jenuh beli atau disingkat dengan (OB) dan Oversold biasanya disebut dengan area jenuh jual atau disingkat dengan (OS). Keadaan Overbought dan Oversold ini merupakan keadaan dimana harga tidak dapat melanjutkan trendnya karena sudah terlalu mahal atau terlalu murah, sehingga trend tersebut tidak dapat lagi dilanjutkan.

Berbeda dengan support and resistance yang merupakan level psikologis yang pada dasarnya hanyalah sebuah batas pada pergerakan harga, namun area OB dan OS merupakan sebuah kondisi dari suatu trend yang nyata terjadi pada pasar (bukan semata seperti support and resistance).

Dalam keadaan ketika pergerakan harga mencapai titik OB atau OS-nya, maka pergerakan harga tersebut diharapkan akan berbalik arah dan trend akan segera berhenti.

Jadi, Ketika harga bergerak naik dan mencapai titik OB, maka harga akan diharapkan untuk turun, sehingga trend naik akan berhenti lalu digantikan dengan turunnya pergerakan trend tersebut. Begitu juga sebaliknya, ketika harga bergerak turun lalu kemudian memasuki area OS, maka harga akan bergerak kembali naik dan trend turun akan berhenti.

Sering kali OB dan OS terjadi pada titik-titik support dan resistance karena memang keduanya memiliki sifat yang sama, yaitu sebagai penanda trend counter. Tapi hal ini tidak selalu, sebab keputusan buy dan sell akan sangat menunjang sekali apabila harga tidak berada pada titik-titik tertentu ini.

Sekarang bagaimana cara untuk menentukan titik OB dan OS ini? sebenarnya berbagai cara dapat dilakukan, namun ada cara mudah yaitu dengan menggunakan indikator yang memiliki tipe oscillator seperti RSI atau stochastic.          

Bagaimana Cara Mengetahui Harga Tersebut Mengalami Overbought dan Oversold?

Ada beberapa cara dalam mengetahui pergerakan harga tersebut dalam keadaan OB dan OS, namun bagi Anda yang baru saja memulai dalam dunia trading forex. Anda dapat menggunakan dengan bantuan indikator RSI.



Indikator RSI merupakan indikator yang sangat populer dikalangan trader karena indikator ini bertipe oscillator, karena fungsi dari indikator tersebut bermacam-macam salah satunya dapat mengetahui area OB dan OS.

Aturan dalam menggunakan RSI untuk menentukan area OB dan OS, ketika RSI telah mencapai atau melewati level 70, maka trend tersebut dianggap OB dan kemungkinan besar akan terjadinya koreksi atau pembalikan arah trend, sementara ketika RSI telah mencapai atau melewati level 30 maka trend tersebut dianggap OS yang kemungkinan besar akan terjadinya pembalikan arah atau koreksi.

Itulah sobat traders cara menemukan area-area OB dan OS ketika melakukan analisa saat trading forex.

Kesimpulan

Kondisi OB maupun OS sebenarnya sebagai penanda dan alat bantu ketika melakukan analisa dalam trading, hal ini untuk memberikan kepastian kepada trader untuk mengambil keputusan saat melakukan transaksi.

Namun, selain dari indikator RSI, area OB dan OS dapat diketahui dengan indikator lainnya seperti, William %R, Stochastic, CCI, dan lainnya.

Itulah dia informasi mengenai Overbought dan Oversold.

Ikuti akun NgobrolPemula FOLLOWME untuk dapat lebih banyak konten dan update pembahasan mengenai edukasi dalam trading atau Anda bisa kunjungi topik #NgobrolPemula untuk mendapatkan tips-tips lainnya. Jika Anda mempunyai informasi lain mengenai konten ini, silahkan berkomentar di bawah ini.