Note

Kisah Tragis Trader Yang Bunuh Diri Di Masa Pandemi COVID-19

· Views 34

Kisah Tragis Trader Yang Bunuh Diri Di Masa Pandemi COVID-19

Lockdown yang diterapkan di banyak negara karena pandemi COVID-19 telah membuat banyak orang mengisi waktu luang dengan berbagai aktivitas di dunia maya, tak terkecuali Alexander Kearns. Karena kegiatan perkuliahannya di University of Nebraska dihentikan sementara, pemuda berusia 20 tahun ini menjalani masa lockdown di rumah orang tuanya di Naperville, Illinois.

Untuk mengisi waktu luang, Kearns mencoba peruntungannya di dunia trading online. Ia merupakan satu dari 3 juta "trader dadakan" yang membuat akun baru di broker Robinhood selama pandemi. Sehubungan dengan gejolak pasar saham karena krisis Corona, Kearns terinspirasi untuk bereksperimen di pasar option. 

Sayangnya, ia tak menyadari jika trading yang dikelolanya merupakan margin trading yang menggunakan leverage. Karena tak sadar risikonya, ia terkejut bukan kepalang saat mengetahui bahwa kerugian posisi yang dideritanya menyebabkan balance akun trading menjadi -730,000 USD. Mengira ia memiliki utang sebanyak itu, Kearns yang putus asa kemudian mengakhiri hidupnya. Ia juga meninggalkan pesan penuh amarah dan sangat shock karena akun kecilnya bisa "menanggung utang" sebanyak itu.

Apa Yang Sebenarnya Terjadi? 

Kematian tragis Alexander Kearns sejatinya penuh ironi dan sangat disayangkan. Pasalnya, angka -730,000 USD yang membuatnya mengakhiri hidup sesungguhnya cuma bersifat sementara. Menurut laporan Forbes, balance akun trading nantinya akan terkoreksi begitu saham yang menjadi underlying asset dari transaksi option dikreditkan ke akun trading. Dengan kata lain, kerugian trading Alexander Kearns sebenarnya tidak membuat akunnya minus hingga ratusan ribu Dolar; itu hanyalah informasi teknis yang akan berubah dengan sendirinya setelah semua transaksi selesai tereksekusi.

Jawabannya tidak, karena kematiannya menyadarkan banyak pihak akan konsekuensi broker menjaring trader pemula tanpa membekali platform trading dengan informasi yang memadai. Kearns secara tidak langsung "digiring" untuk meyakini bahwa ia memiliki utang hingga ratusan ribu Dolar, karena platform Robinhood sama sekali tak menginformasikan jika angka negatif di akunnya hanya bersifat sementara. Hal inilah yang dipermasalahkan oleh Bill Brewster, kerabat Alexander Kearns yang berprofesi sebagai analis di Sullimar Capital Group. 

"Anak itu mengakhiri hidupnya hanya karena sebuah perusahaan tak bisa memahami bahwa mereka tak seharusnya menunjukkan balance negatif 730,000 USD pada seorang anak berusia 20 tahun... Mengapa tidak ada window pop-up yang menyatakan bahwa angka negatif itu bukan utang?" sesal Brewster sebagaimana dilansir CNN Business.

Lebih lanjut, Bill Brewster juga mengunggah screenshot kondisi akun terakhir Alexander Kearns di Twitter:

 I saw @RobinhoodApp response and can confirm they did reach out. The family isn’t ready to speak yet. Since they can’t release account details here’s the screenshot. 

— Bill Brewster (@BillBrewsterSCG) June 16, 2020 

Menurutnya, kesalahpahaman ini sebenarnya bisa segera diluruskan jika pihak Robinhood bisa dihubungi via telepon oleh Kearns. Namun, broker tersebut hanya berkomunikasi dengan pelanggan melalui email, yang biasanya membutuhkan waktu 1 minggu untuk direspon. Padahal, Robinhood merupakan salah satu broker AS yang tengah gencar menggaet trader-trader pendatang baru dari kalangan muda. Broker tersebut bahkan menawarkan beberapa promo seperti trading tanpa komisi, kemudahan trading di Mobile App, dan bonus saham gratis. Selain Robinhood, broker-broker lain seperti E-Trade, TD Ameritrade, Charles Schwab, Interactive Brokers, Fidelity, dan Merrill Lynch juga memfasilitasi trading tanpa komisi serta balance minimum nol untuk menarik minat kawula muda.

Tanggapan Dari Pihak Broker 

Menanggapi insiden kematian Alexander Kearns dan unggahan Bill Brewster di Twitter, Robinhood mengumumkan beberapa perubahan user interface pada layanan trading option, yang meliputi perubahan tampilan buying power, pesan dalam aplikasi untuk menginformasikan segala hal tentang transaksi option, dan riwayat dalam aplikasi untuk membantu klien memahami mekanisme trading option dengan lebih baik.

Selain itu, edukasi tentang seluk-beluk trading option berikut mekanisme platformnya akan ditambahkan dalam rubrik edukasi baru dan diajarkan oleh pakar option yang rencananya akan mereka rekrut. 

"Kami secara pribadi merasa berduka cita atas tragedi ini... perubahan-perubahan yang direncanakan akan membutuhkan waktu sebelum diluncurkan, tapi tim kami sedang bekerja keras (untuk mengupayakannya)...," tulis Vlad Tenev dan Balju Batt selaku pimpinan Robinhood di situs resmi broker. Mereka juga berencana menyumbangkan donasi sebesar 250,000 USD untuk American Foundation for Suicide Prevention.

Dicetak ulang dari Seputarforex, hak cipta isi berita dimiliki oleh pemilik asli.

 

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

Korbannya Robinhood euy
Sedih banget nih kisah trader yang satu ini

-THE END-