Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah dibuka di posisi Rp14.670 di perdagangan pasar spot pada Jumat (5/5) pagi. Mata uang Garuda tercatat menguat 15 point atau 0,10 persen dibandingkan penutupan di hari sebelumnya.
Tak hanya rupiah, mata uang di Asia menguat diantaranya, yen Jepang tumbuh 0,18 persen, dolar Singapura tumbuh 0,16 persen, mata uang Won Korea tumbuh 0,41 persen.
Baca Juga: BI Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Global 2,6 Persen
1. Rupiah berpotensi kian berotot sepanjang hari
Analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra mengatakan rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar AS. Potensi penguatannya menuju Rp14.600 dengan resisten dikisaran Rp14.750.
"Sinyal jeda kenaikan suku bunga Bank Sentral masih menjadi pemicunya. Jeda ini memberikan dorongan bagi pelaku pasar untuk kembali masuk ke aset berisiko termasuk rupiah," ucapnya kepada IDN Times, Jumat (5/5/2023).
2. Kenaikan pengangguran di AS
Lebih lanjut, dari sisi data ekonomi AS untuk klaim tunjangan pengangguran mingguan di AS tercatat menunjukkan kenaikan. Dengan kondisi ini, maka memberikan penegasan terhadap ekspektasi jeda tersebut.
Sebagai informasi, Bank Sentral AS, alias Federal Reserves (The Fed) resmi menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis point (Bps) atau 0,25 persen menjadi 5 persen hingga 5,25 persen. Hal ini disepakati dalam Rapat Komite Pasar Terbuka (FOMC) pada Kamis (4/5/2023).
Baca Juga: IMF Naikan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 5 Persen
3. Penguatan rupiah ditopang data pertumbuhan ekonomi kuartal I
Menurut Ariston, faktor penguatan rupiah juga ditopang oleh rilis data pertumbuhan ekonomi yang diumumkan BPS hari ini.
"Dari dalam negri, data PDB kuartal pertama bisa menjadi boosting untuk rupiah bila hasilnya lebih bagus dari ekspektasi atau paling tidak masih di kisaran 5 persen," ujarnya.
Hot
No comment on record. Start new comment.