Bali, IDN Times - Indonesia memaparkan sejumlah strategi yang dapat dilakukan oleh negara anggota ASEAN dalam memajukan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di kawasan agar literasi dan inklusi keuangan UMKM meningkat.
Hal yang patut dipertimbangkan adalah pesatnya digitalisasi di bidang keuangan, akselerasi ekosistem digital, hingga pembayaran digital. Hal itu diyakini akan meningkatkan inklusi keuangan UMKM.
"Hal ini akan memberikan akses yang lebih besar bagi UMKM untuk mendapatkan akses keuangan, serta meningkatkan peluang mereka, peluang ekonomi untuk menjangkau pasar," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam High Level Dialogue on Promoting Digital Financial Inclusion and Literacy for MSMEs di Bali Nusa Dua Convention Center, Rabu (29/3/2023).
UMKM juga memiliki kesempatan meningkatkan keterampilan dan kapasitasnya berkat digitalisasi. Untuk itu, inovasi dan akselerasi menuju ekonomi digital dan digitalisasi sangat penting untuk pertumbuhan yang lebih produktif dan inklusif bagi UMKM.
Dia mengatakan, melalui digitalisasi, UMKM dapat menyimpan data secara digital dan memanfaatkan platform digital untuk meningkatkan bisnis mereka, menjangkau pasar yang lebih luas, mengeksplorasi lebih banyak produk, dan memahami risiko serta mengoptimalkan sumber daya mereka.
"Di sini kami ingin menyarankan jalur untuk memperkuat kerangka kerja regional ASEAN dalam upaya mempromosikan inklusi dan literasi keuangan digital bagi UMKM," ujar Sri Mulyani.
Baca Juga: Sri Mulyani Soroti Lebarnya Kesenjangan Inklusi Keuangan di ASEAN
1. Pentingnya penyediaan kumpulan basis data
Unsplash/Chris LiveraniStrategi pertama yang dipaparkan Sri Mulyani untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan UMKM adalah menyediakan kumpulan data atau basis data yang mumpuni untuk semua negara anggota ASEAN.
"Negara anggota ASEAN bisa membedakan dan mengidentifikasikan kapasitas UMKM, level inklusivitas, governance, dan kualitas institusionalnya," sebutnya.
Baca Juga: Indonesia Ingin Transaksi Keuangan Lintas ASEAN Cukup Sentuh Layar HP
2. Fasilitas digital diperlukan oleh UMKM
ilustrasi pembayaran digital (pexels.com/Karolina Grabowska)Editor’s picks
- Keuntungan Indonesia dari Bangkrutnya Silicon Valley Bank
- Bea Cukai Jadi Sorotan, Hadiah Piala Lomba Nyanyi Kena Pajak Rp4 Juta
- Cek! Ini Daftar 13 Motor Listrik yang Disubsidi Rp7 Juta
Kemudian yang kedua, sangat penting untuk menyediakan fasilitas digital bagi UMKM di luar kredit. Fasilitas yang juga relevan dan penting bagi UMKM adalah sistem e-payment. Sistem pembayaran elektronik ini merupakan produk yang berdampak besar terhadap kinerja UMKM dan menjadi semakin menonjol sejak pandemik COVID-19 melanda seluruh negara di dunia.
E-payment merupakan produk yang mendukung fungsi dasar UMKM, berupa kemudahan transaksi secara langsung. Dan juga dengan transaksi yang sangat kecil sekalipun, dapat difasilitasi tanpa biaya yang besar.
Riwayat pembayaran UMKM menghasilkan data yang berharga. Hal itu dapat menciptakan informasi yang bermanfaat, dengan begitu banyak usulan pemanfaatan. Data tersebut juga dapat memberikan jejak kinerja UMKM untuk pengembangan lebih lanjut dan juga untuk akses pembiayaan.
Sistem pembayaran yang mudah dan praktis dengan fokus pada kebutuhan pengguna akhir merupakan faktor keberhasilan produk tersebut dan meningkatkan keterhubungan. Sistem tersebut juga dapat memfasilitasi pembayaran lintas negara, pembayaran cepat, pengiriman uang secara digital, dan penyelesaian dalam mata uang lokal.
"Sistem pembayaran ini juga dapat meningkatkan kepercayaan dan inklusivitas serta sejalan dengan roadmap Bandar Sri Bengawan atau BSBR pada tahun 2021," katanya.
Fasilitas kedua yang sangat penting adalah akses pasar. UMKM membutuhkan dukungan untuk mengembangkan pasar mereka dan juga untuk mendapatkan jaringan akses pasar.
"Menciptakan penyediaan fasilitas dari lembaga keuangan misalnya, situs web atau aplikasi perbankan, atau platform sebagai sarana untuk memasarkan produk UMKM. Dan juga menyediakan UMKM yang inklusif dalam rantai pasok melalui platform," lanjut Sri Mulyani.
Baca Juga: RI Ajak ASEAN Antisipasi Risiko Kripto dan Uang Digital
3. Peningkatan kapasitas UMKM perlu dilakukan
Pemilik Batik Tulis Lasem Pusaka Beruang, Santoso Hartono sedang melayani pembeli di pameran UMKM Gayeng di Mal Paragon Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu memaparkan strategi ketiga, yaitu sesuatu yang tidak terkait langsung dengan inklusi keuangan digital, yakni peningkatan kapasitas UMKM.
"Kita semua memahami bahwa UMKM menghadapi banyak rintangan, salah satunya adalah kapasitas mereka sendiri, baik dari sisi pengembangan produk, kualitas produk, dan kemudian menembus akses pasar dan pembiayaan," ujarnya.
Menurutnya, pengembangan kapasitas sangat penting. Hal itu dapat dan harus diintegrasikan dan memberikan cara yang efisien dan efektif bagi UMKM untuk mendapatkan pelatihan pengembangan kapasitas.
Program peningkatan kapasitas yang dapat digabungkan dengan program pembiayaan dalam bentuk paket-paket dapat menjadi cara yang sangat ampuh untuk mempercepat pemberdayaan UMKM.
"Misalnya dalam hal pembiayaan, dan hal ini tentunya akan menciptakan peluang bagi banyak usaha kecil, terutama usaha mikro untuk menjadi formal," tambah Sri Mulyani.
Hot
No comment on record. Start new comment.