Singapura (ANTARA) - Dolar As menguat kembali di awal sesi Asia pada Selasa pagi, tetapi berada di dekat level terendah lima minggu karena para pedagang kembali ke aset-aset berisiko setelah pengambilalihan Credit Suisse oleh UBS yang didukung negara telah menghilangkan beberapa kekhawatiran akan meluasnya krisis perbankan sistemik.

Namun, sentimen pasar tetap rapuh karena investor berjuang untuk menentukan skala konsekuensi dari pukulan sektor yang dimulai dengan keruntuhan Silicon Valley Bank, membatasi selera risiko dan memberikan beberapa dukungan pada mata uang safe-haven dolar.

Sterling naik 0,02 persen menjadi 1,2280 dolar, sementara euro stabil di 1,0722 dolar. Aussie turun 0,22 persen menjadi 0,6703 dolar.

Berita tentang rencana pengambilalihan saingan Credit Suisse oleh UBS pada Minggu (19/3/2023) - merger paksa yang dirancang otoritas Swiss - memberi jalan bagi reli kecil risiko pada Senin (20/3/2023), karena kekhawatiran atas gejolak yang mengguncang pasar di seluruh bank global berkurang.

"Pasar tetap gelisah, tetapi kecepatan respons pembuat kebijakan terhadap risiko sektor perbankan yang terus berkembang menggembirakan," kata Alvin Tan, kepala strategi valas Asia di RBC Capital Markets.

Dalam pertunjukan lain dari tekad pihak berwenang untuk membendung penularan yang meluas dan untuk meredakan kekhawatiran pasar, Federal Reserve, berkoordinasi dengan bank-bank sentral di tempat lain, mengumumkan pada Minggu (19/3/2023) bahwa mereka akan menawarkan swap mata uang harian untuk memastikan bank-bank di Kanada, Inggris, Jepang, Swiss dan zona euro memiliki dolar yang dibutuhkan untuk beroperasi.

"Ada permintaan yang cukup moderat untuk dolar AS di jalur swap Fed, jadi itu adalah pertanda positif," kata Carol Kong, ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia (CBA).

"Tapi terus ada tanda-tanda tekanan di pasar pendanaan ... jadi mata uang akan terus berhati-hati," tambahnya.

Dolar tergelincir 0,12 persen menjadi 131,15 terhadap yen Jepang, sementara indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang, turun 0,04 persen menjadi 103,30.

Ekspektasi suku bunga AS yang lebih rendah juga menambah tekanan turun pada dolar menjelang pertemuan kebijakan dua hari Fed yang dimulai pada Selasa.

Menurut alat FedWatch CME, pasar memperkirakan peluang 26,2 persen bahwa Fed akan bertahan ketika mengumumkan keputusan kebijakan moneternya pada Rabu (22/3/2023), dengan peluang 73,8 persen untuk kenaikan suku bunga 25 basis poin.

"Mengingat semua gejolak pasar dan kekhawatiran seputar sistem keuangan global, saya pikir penting bagi Ketua Fed (Jerome) Powell untuk memberikan kepastian kepada para pelaku pasar bahwa sistem keuangan AS, setidaknya, sangat tangguh dan kuat," kata Kong dari CBA.

Di tempat lain, kiwi turun 0,16 persen menjadi 0,6237 dolar AS. Bank sentral Selandia Baru (RBNZ) mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya memperkirakan tidak ada kebutuhan mendesak untuk meminta pemulihan jalur swap dolar AS yang berakhir pada tahun 2021.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
COPYRIGHT © ANTARA 2023