Menimbang Dampak Kenaikan Suku Bunga Acuan ke Bank Digital
JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 225 basis poin sejak Agustus 2022. Hal ini tentu akan memberikan tekanan terhadap sektor perbankan.
Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah mengatakan, komposisi dana pihak ketiga (DPK) menjadi kunci pertumbuhan perbankan pada 2023.
Menurutnya, bank yang porsi dana murahnya lebih banyak, bakal lebih mampu menghadapi risiko kenaikan suku bunga.
Baca juga: BI Kembali Kerek Suku Bunga Acuan, IHSG Diproyeksi Lanjutkan Penguatan
Sebab, kenaikan suku bunga acuan secara umum memberikan tekanan bagi bank. Saat tingkat bunga acuan naik, likuiditas di pasar cenderung akan mengetat dan bank berlomba berebut DPK untuk menjaga tingkat likuiditas.
“Perbankan mau tidak mau harus menaikkan bunga deposito agar tidak lari ke bank lain. Terutama bagi bank yang kondisi likuditasnya pas-pasan. Semakin besar kenaikan bunga, semakin tinggi beban biaya dana dan hal ini akan menjadi sentimen negatif bagi perbankan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (24/1/2023).
Oleh karena itu, bank-bank besar relatif lebih diuntungkan karena lebih dikenal dan telah memiliki basis nasabah yang melimpah dan jaringan kantor cabang di berbagai lokasi.
Baca juga: Pastikan Inflasi Tepat Sasaran, BI Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 5,75 Persen
Sementara bank menengah kecil termasuk bank digital, perlu usaha lebih untuk meyakinkan nasabah sehingga dalam berkompetisi meraih DPK, kelompok bank ini bakal menghadapi tantangan yang tidak mudah.
Tantangan bagi bank digital
Sejauh ini, bank menengah kecil dan digital cenderung memilih strategi menawarkan bunga simpanan lebih tinggi.
Namun, Analis BCA Sekuritas Mohammad Fakhrul Arifin mengungkapkan, kenaikan suku bunga simpanan pasti ada batasnya karena berimbas pada daya saing dan profitabilitas.
"Kalau biaya dana dan promonya naik tinggi, berapa bunga kredit yang bisa mereka tawarkan ke debitur? Debitur pun pasti mengukur kemampuan, apalagi ada kekhawatiran inflasi dan perlambatan ekonomi," ucapnya.
Baca juga: BI Diprediksi Naikkan Suku Bunga Acuan, Ekonom: Berdampak ke Penyaluran Kredit
Reprinted from Kompas,the copyright all reserved by the original author.
Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.
FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com
Hot
No comment on record. Start new comment.