Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto mewanti-wanti sejumlah gubernur lantaran inflasi di daerahnya masih terpantau tinggi, di antaranya Sumatra Barat (Sumbar) dan Riau.
Sedikitnya ada 23 provinsi dengan inflasi di atas inflasi nasional. Menurutnya hal itu menjadi catatan yang perlu diperhatikan. Provinsi dengan inflasi terlampau tinggi, meliputi Sumatra Barat 7,43 persen, Sulawesi Tenggara 7,39 persen, Kalimantan Selatan 6,99 persen, dan Riau 6,81 persen.
"Jadi terhadap 23 provinsi ini, Pak Gubernur, mohon diperhatikan," kata Airlangga dalam Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda Tahun 2023 pada Selasa (17/1/2023).
Baca Juga: Inflasi Biang Kerok yang Bikin Kemiskinan di RI Naik
1. Salah satu penyebab inflasi adalah harga beras
Airlangga menyebutkan bahwa salah satu penyebab inflasi yang tinggi adalah harga beras. Komoditas pangan ini berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,07 persen pada akhir tahun lalu.
"Memang di bulan Desember ini kontribusi dari harga beras 0,07 persen (ke inflasi), itu adalah salah satu yang tertinggi sehingga tentu berbagai kerja sama perlu dilakukan," ujarnya.
Baca Juga: Bankir Millennial Punya Persepsi Inflasi Tidak Terjadi di Negara Maju
2. Indonesia upayakan berbagai cara untuk meredam inflasi
Editor’s picks
- 4 Tips Sukses Wawancara Kerja, Bikin Pewawancara Terkesan Sama Kamu!
- Mau Mulai Bisnis Makanan Pedas? Ini Rekomendasinya agar Laris
- Jokowi Kutip Ramalan IMF: Hati-hati! Sepertiga Dunia Resesi di 2023
Bloomberg memproyeksikan inflasi Indonesia kemungkinan 4,2 persen tahun ini, di atas asumsi APBN yang 3,6 persen. Namun, berbagai proyeksi lembaga lain memperkirakan inflasi Indonesia antara 3,5 persen sampai 5,1 persen.
Untuk meredam inflasi, ada beberapa hal yang dilakukan pemerintah, yaitu memantau harga dan ketersediaan. Airlangga mengingatkan agar pasokan harus dijaga.
"Kalau harga naik dipastikan biasanya ketersediaan stoknya berkurang," sebutnya.
Kemudian perlu dilakukan kerja sama antardaerah, terutama untuk mengurangi disparitas harga, melakukan operasi pasar atau pasar murah, dukungan APBD dalam pengendalian termasuk subsidi transportasi, serta memperkuat sarana dan prasarana penyimpanan.
"Kemudian peningkatan produksi pangan dan pengawasan," jelasnya.
Baca Juga: Garis Kemiskinan RI Naik 5,95 Persen, Tertinggi dalam 9 Tahun!
3. Inflasi Indonesia masih relatif aman dibandingkan sejumlah negara
Airlangga menyebut inflasi Indonesia secara tahunan atau year-on-year (yoy) di 2022 sebesar 5,51 persen, lebih baik dari beberapa negara. Bahkan beberapa negara mengalami kenaikan inflasi secara ekstrem.
"(Inflasi) Argentina 94 persen, Turki 64 persen, Rusia 11,9 persen, Italia 11,6 persen. Bahkan sebetulnya kita lebih baik dari Singapura yang 6,7 persen ataupun Amerika Serikat 6,5 persen," ujarnya.
Hal itu, tambah Airlangga, terjadi berkat kerja sama dengan seluruh gubernur, bupati dan walikota, serta koordinasi bersama Bank Indonesia dan Kementerian Dalam Negeri yang sangat baik.
Hot
No comment on record. Start new comment.