Note

Setelah Lewati Gonjang-Ganjing, Harga Minyak Ditutup Merekah di Penghujung 2022

· Views 39
Setelah Lewati Gonjang-Ganjing, Harga Minyak Ditutup Merekah di Penghujung 2022
Setelah Lewati Gonjang-Ganjing, Harga Minyak Ditutup Merekah di Penghujung 2022. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Harga minyak bergerak liar sepanjang 2022, naik karena ketatnya pasokan di tengah perang di Ukraina, kemudian merosot karena melemahnya permintaan dari importir utama China dan kekhawatiran kontraksi ekonomi.

Namun, berhasil menutup tahun dengan kenaikan tahunan kedua kalinya sejak tahun lalu.

Baca Juga:
Jerman Yakin Bisa Mandiri Tanpa Minyak Rusia

Melansir Reuters, harga minyak melonjak pada Maret saat invasi Rusia ke Ukraina meningkatkan aliran minyak mentah global, dengan patokan internasional Brent mencapai USD139,13 per barel, tertinggi sejak 2008. 

Harga mendingin dengan cepat di paruh kedua karena bank sentral menaikkan suku bunga dan memicu kekhawatiran resesi.

Baca Juga:
Harga Minyak Kembali Naik Setelah China Mencabut Pembatasan Sosial

"Ini merupakan tahun yang luar biasa bagi pasar komoditas, dengan risiko pasokan yang menyebabkan peningkatan volatilitas dan kenaikan harga," kata analis ING, Ewa Manthey. 

"Tahun depan akan menjadi tahun ketidakpastian, dengan banyak volatilitas," imbuhnya.

Baca Juga:
Harga Minyak dalam Tren Naik Jelang Akhir 2022, Terdorong Tensi Geopolitik

Minyak mentah Brent pada Jumat (30/12/2022) atau hari perdagangan terakhir tahun ini menetap di USD85,91 per barel, naik hampir 3% menjadi USD2,45 per barel. 

Minyak mentah West Texas Intermediate AS menetap di USD80,26 per barel, naik USD1,86 atau 2,4%.

Untuk tahun ini, Brent naik sekitar 10% setelah melonjak 50% pada 2021. Minyak mentah AS naik hampir 7% pada 2022, menyusul kenaikan tahun lalu sebesar 55%. 

Kedua tolok ukur tersebut turun tajam pada 2020 karena pandemi Covid-19 memangkas permintaan bahan bakar.

Investor pada 2023 diperkirakan akan terus mengambil pendekatan yang hati-hati, mewaspadai kenaikan suku bunga, dan kemungkinan resesi.

"Permintaan dan pertumbuhan permintaan akan menjadi pertanyaan nyata karena tindakan keras bank sentral global dan perlambatan yang mereka coba rekayasa," kata John Kilduff, partner di Again Capital LLC di New York.

Halaman : 1 2

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.