Hong Kong (ANTARA) - Pasar saham Asia menguat pada awal perdagangan Selasa, sementara dolar AS melemah setelah China mengatakan akan mencabut persyaratan karantina bagi pengunjung yang datang, lebih lanjut melonggarkan kontrol perbatasan tiga tahun yang bertujuan untuk membatasi COVID-19.

China akan berhenti mewajibkan pelancong yang masuk untuk melakukan karantina mulai 8 Januari, kata Komisi Kesehatan Nasional, Senin (26/12/2022). Pihaknya juga akan menurunkan keseriusan COVID-19 menjadi kurang ganas dan secara bertahap akan berkembang menjadi infeksi pernapasan biasa.

Pada Selasa pagi Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang menguat 0,5 persen. Indeks saham Nikkei Jepang terangkat 0,43 persen dan indeks saham unggulan​ China CSI 300 terangkat 0,6 persen. Sementara itu, pasar Hong Kong dan Australia masih tutup untuk libur Natal.

Saham berjangka AS, e-mini S&P 500 meningkat 0,61 persen, menunjukkan pasar akan naik karena para pedagang kembali ke pasar mereka pada Selasa setelah liburan Natal.

Ahli Strategi Pasar Global JPMorgan Asset Management, Chaoping Zhu, mengatakan langkah kebijakan terbaru dari China mengindikasikan aktivitas ekonomi di sebagian besar kota besar dapat kembali normal dengan sangat cepat, yang sangat positif bagi investor.

Baca juga: Saham China dibuka lebih tinggi, Indeks Shanghai melambung 0,40 persen

"Sebagian besar kota di China dapat pulih dari gelombang pertama wabah COVID-19 terbaru pada Januari... ini akan lebih cepat dari yang diperkirakan orang," katanya. Ia menambahkan ada kekhawatiran wabah akan berlangsung lebih lama dan membebani perekonomian, tetapi perkembangan itu secara umum lebih baik dari yang diharapkan.

Dia juga mengatakan pembukaan kembali China, yang juga memerlukan dilanjutkannya kunjungan keluar bagi wisatawan China, akan mengangkat sektor konsumen dan jasa di luar negeri, terutama di Asia Tenggara yang berdekatan.

Turis yang datang telah pulih 60 persen hingga 70 persen pada November untuk banyak negara ASEAN, kata Zhu, mengutip penelitian internal, tetapi masih ada jarak antara sekarang dan 2019 sebelum pandemi.

"Kesenjangan ini akan diisi oleh turis China. Ini adalah bagian terakhir dari teka-teki," katanya.

Baca juga: Dolar melemah karena selera risiko membaik, mata uang Antipodean naik

Dolar bergerak melemah secara luas pada Selasa pagi, sementara mata uang Australia dan Selandia Baru melonjak karena selera risiko meningkat setelah China membatalkan aturan karantina.

Kiwi melonjak 0,65 persen menjadi 0,63115 dolar AS, sementara Aussie naik 0,25 persen menjadi 0,67485 dolar AS di sebagian besar perdagangan akhir tahun yang tipis. Kedua mata uang tersebut sering digunakan sebagai proksi likuid untuk yuan China.

Harga minyak naik dalam perdagangan tipis pada Selasa pagi, di tengah kekhawatiran bahwa badai musim dingin di seluruh Amerika Serikat mempengaruhi logistik dan produksi produk minyak bumi dan minyak serpih.

Minyak mentah Brent naik 73 sen atau 0,9 persen, menjadi diperdagangkan di 84,65 dolar AS per barel pada pukul 01.22 GMT, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di 80,41 dolar AS per barel, naik 85 sen atau 1,1 persen.

Baca juga: Harga minyak naik di Asia, pasar kekhawatiran badai musim dingin AS
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2022