Note

Bos Sampoerna Sebut Perusahaan Besar Perlu Melakukan Inovasi Disruptif

· Views 23

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna) Vassilis Gkatzelis mengatakan, saat ini adalah waktu yang tepat untuk mulai memikirkan peran masing-masing dalam memberikan perubahan yang positif dan terus berinovasi.

Ia menuturkan umumnya inovasi datang dari perusahaan-perusahaan baru, seperti startup. Namun, bukan berarti perusahaan besar tidak dapat melakukan hal yang sama. Justru, penting bagi perusahaan besar untuk melakukan inovasi yang disruptif demi mengantisipasi masa depan dan berinvestasi jangka panjang.

“Sains dan teknologi memiliki potensi untuk membentuk kembali suatu industri dan memberi dampak positif, termasuk bagi lingkungan. Melalui perkembangan sains dan teknologi, terdapat banyak contoh dari produk dan jasa inovatif dalam rangka menyediakan alternatif yang lebih baik bagi kehidupan sehari-hari. Inovasi mengubah cara hidup kita,” ujar Vassilis dalam siaran persnya, Selasa (29/11/2022).

Baca juga: Luhut: Jika Kurs Rupiah Tembus Rp 16.000, Bukan karena Ekonomi RI Enggak Bagus

Ia memberi contoh-contoh inovasi seperti kendaraan elektrik (electric vehicles/EV) dan energi terbarukan yang berpotensi mengurangi emisi karbon guna melindungi bumi.

“Kebijakan berbasis sains yang inklusif dapat berperan dalam mengakselerasi inovasi disruptif,” katanya.

Pemanfaatan sains dan teknologi juga telah dilakukan oleh perusahaan induk Sampoerna, Philip Morris International (PMI), melalui penelitian dan pengembangan untuk memperkenalkan variasi produk tembakau bebas asap.

“Sains dan teknologi memungkinkan penciptaan produk bebas asap yang merupakan alternatif lebih baik bagi perokok dewasa,” jelasnya.

Baca juga: Kalah Gugatan soal Nikel di WTO, Indonesia Akan Terus Jalankan Hilirisasi

Ia menguraikan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, saat ini ada sekitar 1 miliar perokok dan walaupun kampanye berhenti rokok digalakkan, populasinya masih akan tetap sama pada tahun 2025.

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa rokok terbukti jelas berdampak buruk bagi kesehatan. Kesadaran itu mendorong Philip Morris International, perusahaan induk Sampoerna, mengembangkan produk tembakau alternatif tanpa pembakaran.

"Mereka yang belum bisa berhenti merokok berhak atas alternatif yang lebih baik," kata  Vassilis.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.