Note

Sempat Terseok Akibat Pandemi, UMKM Kipas Srikandi Dapat Angin Segar Berkat KTT G20

· Views 26

JAKARTA, KOMPAS.com - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali rupanya memberi angin segar bagi para pelaku UMKM yang selama pandemi Covid-19 bisnisnya sempat tersendat.

Salah satu pelaku UMKM yang merasakan manfaat dari penyelenggaraan KTT G20 di Bali ini ialah pemilik Kipas Srikandi, Nyoman Benes (39 tahun).

Setelah bisnisnya diterjang badai akibat pandemi Covid-19, perlahan Benes mulai menata lagi bisnis kipas yang telah digelutinya sejak tahun 2000.

Ia merupakan generasi kedua bisnis keluarga pembuat Kipas Srikandi. Awalnya, usaha ini dikelola ayahnya sejak tahun 1978. Bisnis yang sudah ada sejak 44 tahun silam tersebut sempat mengalami guncangan akibat pandemi yang berlangsung hingga lebih dari dua tahun.

Baca juga: Warna-warni Kain Endek Bali Para Kepala Negara G20 Saat Gala Dinner dengan Jokowi

Tak disangka, acara internasional KTT G20 di Bali memberi angin segar baginya. Ia mulai punya harapan baru, permintaan kipas miliknya mulai berdatangan dalam jumlah yang tidak sedikit.

Terlebih, Kipas Srikandi memang terbilang unik, karena menciptakan produk kipas tangan hasil desainnya sendiri dan menyediakan jasa pesanan. Kipas-kipas buatannya menawarkan model dan bahan yang beragam, bisa berupa brokat, lukis, lukis keemasan, kipas bunga, modifikasi kain endek dan brokat, atau polos.

Semua kipas menggunakan bahan dasar stik kayu eboni. Namun, bisa dibuat menggunakan kayu cendana jika konsumen menginginkan. Itulah sebabnya, Kipas Srikandi kini makin banyak diburu.

"Syukur di Bali ada kegiatan G20, jadi banyak permintaan. Tapi tidak hanya di Bali, kemarin juga kan sempat ada di Labuan Bajo, Jakarta. Kita ikuti perkembangan zaman, jadi bisa menyesuaikan permintaan, kayak motif logo G20 misalnya atau logo BNI custom, jadi setiap ada event kita bisa menawarkan sesuatu yang mempunyai nilai tambah," ucap Benes dalam keterangan tertulis, Selasa (15/11/2022).

Meski sempat terseok-seok, Benes mengaku tidak sampai hati merumahkan para karyawannya yang kini berjumlah 25 orang. Benes merasa memiliki tanggung jawab moral untuk tetap mempekerjakan mereka.

Meskipun permintaan sempat merosot, namun pihaknya tetap melakukan produksi meskipun dengan skala kecil. Ada pelanggan setia yang memang masih membutuhkan produknya.

Baca juga: House of Craft, Parade Perajin Lokal di KTT G20

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.