Note

25 Rekomendasi Kebijakan B20 untuk KTT G20

· Views 21

 

KOMPAS.com - Hari pertama B20 Summit 2022 atau Konferensi Tingkat Tinggi B20 (KTT B20) berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11/2022), dengan sejumlah agenda penting yang berkaitan dengan peranan krusial B20 selaku business engagement Group of 20 (G20).

Sebagai forum dialog resmi dan engagement group G20, B20 yang mewakili komunitas bisnis global memiliki tugas memformulasikan rekomendasi kebijakan atas sejumlah isu global yang selaras dengan agenda G20.

Adapun legacy program B20 selaras dengan prioritas G20 yang mengagendakan tiga agenda, yakni global health architecture, digital transformation, serta energy transition.

Pada hari pertama, agenda diawali dengan Ministerial Talk bertema “Aligning the Role of Business with G20 Priorities: To Recover Stronger, Recover Together”.

Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Ketua Dewan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, serta Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Kemaritiman) Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut menjelaskan, saat ini, Indonesia berbeda dengan belasan tahun lalu. Indonesia telah mengalami transformasi dalam bidang ekonomi. Hal ini didorong dengan kinerja ekonomi makro yang kuat, performa investasi yang stabil, pertumbuhan ekspor yang kuat, serta ketahanan pada sektor eksternal.

"Jika ada negara atau pengusaha yang melihat Indonesia seperti 8 tahun lalu, lupakan. Ini Indonesia baru. Ke depan, Indonesia berkomitmen untuk melakukan transisi sehingga tidak lagi mengandalkan ekspor komoditas mentah. Indonesia juga akan menurunkan emisi karbon dengan memprioritaskan penciptaan industri hijau," kata Luhut dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (15/11/2022).

Selanjutnya, pada pembahasan sistem investasi yang lebih adil dan efisien pascapandemi Covid-19, Bahlil mengatakan bahwa selain masih dalam masa pemulihan pandemi Covid-19, dunia juga dihadapkan dengan krisis geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Hal ini mengakibatkan ancaman krisis energi, pangan, serta berdampak pada sektor lain, seperti keuangan global.

Baca juga: Kadin: Indonesia Sulit Capai Target NDC Tanpa Dekarbonisasi Industri

Untuk dapat pulih dari pandemi yang mengguncang ekonomi global, kata Bahlil, dunia membutuhkan terobosan konsep ekonomi yang adil, inklusif, serta sistem investasi yang berkelanjutan.

Bahlil pun mengapresiasi langkah Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dalam menginisiasi forum untuk mencari solusi terbaik serta mempromosikan sistem ekonomi dan investasi yang adil serta inklusif.

Menurutnya, saat ini, membangun investasi yang berkelanjutan sudah menjadi konsensus global untuk menciptakan industrialisasi yang ramah lingkungan dengan menggunakan energi baru terbarukan (EBT).

“Indonesia memiliki semua sumber daya EBT. Di Kayan, Kalimantan Utara, terdapat pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas sekitar 12.000 megawatt (MW) yang industri hijaunya terbesar di dunia. Selain itu, terdapat PLTA berkapasitas 23.000 MW di Mamberamo, Provinsi Papua,” tutur Bahlil.

Bahlil melanjutkan, pemerintah Indonesia terus berkomitmen membangun industri yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan sumber daya EBT. Upaya ini merupakan kontribusi Indonesia kepada komunitas global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) demi kelestarian lingkungan.

“Meski pemerintah menerbitkan regulasi dan kebijakan, pihak swasta atau pebisnislah yang akan mengimplementasikan kebijakan. Oleh karena itu, sektor swasta harus memiliki peranan yang lebih luas. Salah satunya mendorong penciptaan investasi berkelanjutan yang ramah lingkungan dan berkolaborasi mencapai tujuan target net zero emission,” ujarnya.

Sesi dialog B20 Summit

Selain Ministerial Talk, B20 Summit juga menggelar sesi dialog terkait investasi hijau untuk pertumbuhan berkelanjutan.

Dialog tersebut diisi oleh President Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa, Group Chairman HSBC Holdings Mark Tucker, serta President and Group Chief Executive Officer (CEO) Petronas Datuk Tengku Muhammad Taufik.

Selain itu, hari pertama B20 Summit juga menyelenggarakan panel discussion untuk membahas Realizing B20 Key Priorities and Recommendations. Agenda ini telah diformulasikan menjadi 6 task forces (TF) dan 1 action council serta terbagi dalam beberapa sesi.

Sesi pertama dimulai dengan pemaparan rekomendasi dari Digitalization TF dan Integrity and Compliance (I&C) TF yang dipimpin masing-masing Task Force Chair, yakni Ririek Adriansyah dan Haryanto T Budiman.

Baca juga: Kadin: Ekonomi Digital Harus Dibangun di Atas Kepercayaan Digital yang Kuat

Adapun pembicara pada sesi tersebut adalah Assistant Secretary-General and CEO of The United Nations Global Compact (UNGC), CEO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Andre Soelistyo, serta Global Head of Financial Crime and Industry Affairs Che Sidanius London Stock Exchange Group Che Sidanius.

Selanjutnya, Vice President of Global Public Policy Amazon Web Services Michael Punke, serta Co-Founder Marvell Technology Group Sehat Sutardja. Sementara, Director General Confederation of Indian Industry (CII) Chandrajit Banerjee berperan sebagai moderator.

Adapun sesi kedua memaparkan rekomendasi dari Future of Work & Education (FoWE) TF dan Women in Business Action Council (WiBAC). Sesi ini dipimpin oleh FoWE TF Chair Hamdhani Dzulkarnaen Salim dan WiBAC Chair Ira Noviarti.

Sejumlah pembicara kunci yang hadir pada sesi tersebut adalah CEO Orestia Maria Fernanda Garza, President World Employment Confederation Bettina Schaller, President Argentina Business Organisation (UIA) Daniel Funes de Rioja, President, International Organization of Employers Michele Parmelee, President and CEO Kale Group Zeynep Bodur Okyay, serta President Director Permata Bank Meliza M Rusli.

Selanjutnya, pada sesi ketiga, dialog dipimpin oleh Trade & Investment (T and I) Task Force Chair Arif Rachmat.

Adapun pembicara pada sesi tersebut adalah President the United Nations Sustainable Development Solutions Network (UN SDSN) Jeffrey Sachs, Director Indofood Sukses Makmur Axton Salim, Executive Vice-President International and President China of AstraZeneca Leon Wang, Executive Vice President US Chamber of Commerce Myron Brilliant, President Director HM Sampoerna Vassilis Gkatzelis, Founder Tsingshan Holding Group Xiang Guangda.

Pembahasan sesi keempat dibuka oleh Energy, Sustainability and Climate (ESC) TF Chair Nicke Widyawati dan Finance and Infrastructure (F and I) TF Chair Ridha DM Wirakusumah.

Sesi kemudian dilanjutkan dengan diskusi panel terkait pembiayaan berkelanjutan. Pembicara pada sesi ini adalah Executive Chair Hyundai Motor Group Euisun Chung, CEO Vale Indonesia Febriany Eddy, CEO Johannesburg Stock Exchange (JSE) Leila Fourie, Senior Vice President Saudi Aramco Mohammed Y Al Qahtani, President and CEO Mitsubishi Heavy Industries Seiji Izumisawa, CEO Macquarie Group Asia Verena Lim, Secretary General, International Chamber of Commerce (ICC) John Denton.

Ketua Umum Kadin Indonesia sekaligus Host of B20 Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan bahwa melalui B20, Kadin Indonesia mencoba mengambil peran aktif untuk menyalurkan aspirasi pengusaha atau pelaku bisnis. Salah satunya adalah mengembangkan langkah yang produktif dan inovatif demi kepentingan ekonomi secara nasional serta global.

Menurut Arsjad, pemerintah memiliki kewenangan untuk menghasilkan, mengevaluasi, dan mengimplementasikan regulasi. Di sisi lain, komunitas bisnis memiliki kemampuan dari segi practical serta resources untuk menghasilkan transformasi ekonomi serta membantu masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidupnya.

25 Rekomendasi Kebijakan B20 untuk KTT G20DOK. Kadin Indonesia. Ketua Umum Kadin Indonesia sekaligus Host of B20 Indonesia Arsjad Rasjid.

“Kami meyakini, semua rekomendasi kebijakan dan legacy B20 yang menjadi kunci pemulihan ekonomi global akan dijalankan. Rekomendasi kebijakan dapat diadopsi dan diimplementasikan oleh negara-negara G20 yang mewakili 6,5 juta komunitas bisnis internasional dan mempengaruhi arah sosial ekonomi dunia serta menyumbang 80 persen produk domestik bruto (PDB) global,” ujar Arsjad.

Senada dengan Arsjad, Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani mengatakan bahwa selama setahun, B20 bekerja tanpa lelah. Pihaknya telah bertemu dengan berbagai komunitas pebisnis, baik dalam skala besar maupun kecil, pakar, serta pemimpin lembaga dari seluruh penjuru dunia. Mereka bersama-sama berkolaborasi untuk mencapai hasil yang nyata dalam berbagai bentuk kebijakan.

“B20 Indonesia telah merancang 25 policy recommendation dan 68 policy action bagi negara anggota G20 yang mencakup 3 aspek prioritas. Pertama, memprioritaskan inovasi untuk membuka peluang pertumbuhan pascapandemi. Kedua, memberdayakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan kelompok rentan. Ketiga, mendorong kolaborasi antara negara maju dan berkembang,” ujar Shinta.

Rekomendasi kebijakan B20 Indonesia

Masing-masing TF merumuskan rekomendasi kebijakan pada setiap sesi diskusi setelah mengidentifikasi persoalan dan tantangan dari area prioritasnya.

Sebagai contoh, ESC TF yang menaungi persoalan energi dan iklim merumuskan rekomendasi kebijakan dengan memfokuskan solusi pada kelangkaan energi dan mempercepat transisi menuju energi berkelanjutan.

Seperti diketahui, perubahan iklim akibat emisi karbon memiliki dampak serius bagi kehidupan manusia, mulai dari bencana alam hingga kerawanan pangan. Dengan demikian, dibutuhkan mitigasi melalui transisi energi yang lebih ramah lingkungan dan skema praktik bisnis berkelanjutan.

Dari ESC TF, ada 3 rekomendasi yang dihasilkan. Salah satunya adalah meningkatkan kerja sama global dalam mempercepat transisi ke penggunaan energi berkelanjutan dengan mengurangi intensitas penggunaan energi fosil penghasil karbon.

Hal tersebut dilakukan melalui berbagai jalur dan memastikan transisi yang adil, teratur, dan terjangkau menuju penggunaan energi yang berkelanjutan di seluruh negara maju dan berkembang.

Selanjutnya, pada sesi Integrity and Compliance (I and C TF), rekomendasinya yang dihasilkan bertujuan memperkuat tata kelola untuk memerangi risiko kejahatan dunia maya dan mengurangi risiko pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Rekomendasi tersebut penting karena turut menyertakan permasalahan kejahatan kemanusian berat, yakni terorisme dan korupsi.

Selain itu, rekomendasi I and C TF juga bertujuan mendorong praktik bisnis yang mengadopsi prinsip-prinsip environmental, social, and governance (ESG) atau keberlanjutan demi masa depan bisnis dan lingkungan.

Oleh karena itu, I and C TF merumuskan rekomendasi yang mempromosikan tata kelola berkelanjutan dalam bisnis melalui dukungan inisiatif ESG.

Saat ini, ESG menjadi standar seluruh dunia untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dengan private sector sebagai pemeran utama.

Baca juga: Persiapan B20 di Bali, Imigrasi Minta Kadin Koordinasi Para Delegasi Gunakan Fasilitas E-VoA

Penerapan ESG menjadi aspek penting, terutama untuk menjamin keberlangsungan bisnis dan meningkatkan kinerja serta produktivitas karyawan.

Terlebih, saat ini, konsumen atau publik semakin sadar akan peran penting menjaga kelestarian lingkungan. Dengan demikian, mereka sangat memperhatikan barang atau jasa yang mendukung prinsip keberlanjutan.

Sementara itu, rekomendasi Digitalization TF bertujuan memanfaatkan teknologi digital untuk memperkuat ketahanan ekonomi dan mendorong penciptaan lapangan kerja serta mempromosikan pendidikan dan keterampilan untuk produktivitas.

Adapun tujuan rekomendasi Digitalization TF berhubungan erat dengan FoWE TF. Adopsi teknologi dan penguasaan kemampuan digital sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan, dunia kerja atau usaha, serta industri. Pasalnya, ke depan, semua sektor tersebut akan terotomatisasi dan semakin digital.

Selaras dengan Digitalization TF, rekomendasi FoWE TF juga bertujuan untuk mendorong penciptaan lapangan kerja serta mempromosikan pendidikan dan keterampilan untuk produktivitas melalui teknologi digital.

25 Rekomendasi Kebijakan B20 untuk KTT G20DOK. Kadin Indonesia. Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani.

Oleh karena itu, FoWE TF merumuskan rekomendasi yang mendorong konektivitas universal. Sebut saja, memastikan kesiapan digital untuk individu dan UMKM, meningkatkan sistem pendidikan dan pembelajaran yang selaras dengan pekerjaan di masa depan, serta meningkatkan sistem pembelajaran dan transisi dunia kerja untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja.

Sementara itu, Trade and Investment (T and I) TF yang juga berperan krusial dan menjadi jantung dari ekonomi bisnis memiliki tujuan mempromosikan perdagangan dan investasi global pascapandemi yang terbuka, adil, serta efisien.

Salah satu rekomendasi utama T and I TF adalah mempromosikan tata kelola multilateral perdagangan dan investasi global pascapandemi yang terbuka, adil, inklusif, dan efisien.

Hal tersebut dilakukan melalui reformasi World Trade Organization (WTO) serta mengakselerasi perdagangan dan investasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan yang sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs).

Lalu, Finance and Infrastructure (F and I) TF memiliki rekomendasi yang bertujuan meningkatkan akses pembiayaan yang terjangkau.

Adapun rekomendasinya adalah meningkatkan akses sumber pembiayaan infrastruktur yang terjangkau, mempercepat adopsi infrastruktur digital, serta memperbaiki regulasi jasa keuangan global untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan, produktivitas, dan stabilitas.

Terakhir, Women in Business Action Council (WiBAC) berfokus untuk mempercepat ketersediaan aspek pendukung bisnis yang dipimpin perempuan dan menghilangkan praktik kekerasan berbasis gender di tempat kerja.

Beberapa rekomendasi yang diajukan WiBAC adalah memberdayakan pengusaha perempuan dan mengaktifkan kemampuan digital dan kepemimpinan perempuan.

Baik Arsjad maupun Shinta mendorong semua pelaku bisnis dan pemerintah untuk membangun momentum kerja sama dan kolaborasi yang telah dimulai oleh Presidensi B20 Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dan global yang bersifat inklusif dan berkelanjutan.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.