Note

Harga Minyak Naik, Terdorong Relaksasi China dan Pelemahan Dolar AS

· Views 23

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak menetap lebih tinggi pada akhir perdagangan Jumat (11/11/2022) setelah otoritas kesehatan di China melonggarkan beberapa pembatasan Covid-19 sehingga mengangkat harapan peningkatan aktivitas ekonomi dan permintaan di importir minyak mentah utama dunia.

Harga minyak Brent kontrak Januari 2023 melonjak US$2,32 atau 2,5 persen menjadi US$95,99 per barel, memperpanjang kenaikan 1,1 persen dari sesi sebelumnya, tetapi tergelincir 2,6 persen pada minggu ini.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS kontrak Desember 2022 naik US$2,49 atau 2,9 persen menjadi US$88,96 per barel, setelah menguat 0,8 persen di sesi sebelumnya, tetapi turun hampir 4,0 persen pada minggu ini.

Pelonggaran pembatasan di China, termasuk mempersingkat waktu karantina untuk kasus kontak dekat dan pelancong yang masuk selama dua hari, serta menghilangkan hukuman pada maskapai penerbangan karena membawa penumpang yang terinfeksi, mengutip Antara.

Kontrak acuan harga minyak turun selama seminggu karena meningkatnya persediaan minyak AS, dan berlanjutnya kekhawatiran atas permintaan bahan bakar yang dibatasi di China, tetapi kenaikan akhir pekan membatasi kerugian.

"Respons China yang berubah terhadap kasus Covid-19 yang sangat tinggi telah menambah volatilitas harga pasar minyak dan jika kebijakan China yang baru ini berlanjut, kompleks energi dapat siap untuk menghapus sebagian besar penurunan minggu ini," kata Presiden Ritterbusch dan Associates LLC, Jim Ritterbusch, di Galena, Illinois.

Dolar AS yang lebih lemah juga mendukung harga minyak karena membuat komoditas lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lain.

Harga minyak juga naik pada Jumat (11/11/2022) setelah inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan memperkuat harapan bahwa Federal Reserve (Fed) akan memperlambat kenaikan suku bunga, meningkatkan peluang soft landing untuk ekonomi terbesar dunia itu.

Menteri energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan OPEC+ akan tetap berhati-hati pada produksi minyak, mencatat bahwa anggota melihat "ketidakpastian" dalam ekonomi global menjelang pertemuan blok berikutnya pada Desember, Bloomberg News melaporkan pada Jumat (11/11/2022).

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, bulan lalu sepakat untuk memangkas produksi secara tajam, dan akan bertemu lagi pada 4 Desember untuk menetapkan kebijakannya.

Beban kasus COVID-19 China melonjak ke level tertinggi sejak penguncian di Shanghai awal tahun ini. Baik Beijing maupun Zhengzhou melaporkan rekor kasus harian.

Selain perintah kerja dari rumah yang mengurangi mobilitas dan permintaan bahan bakar, perjalanan melintasi China masih lesu karena orang-orang ingin menghindari risiko terjebak dalam karantina, kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.

Analis Monex Investindo Future Faisyal menyampaikan harga minyak berpeluang bergerak naik dalam jangka pendek di tengah pasar yang merespons baik kabar dari China yang mengatakan bahwa mereka akan melonggarkan beberapa pembatasan Covid-19 yang ketat.

"Sentimen lain yang dapat menopang harga minyak adalah pelemahan dolar AS," jelasnya dalam riset.

Harga minyak bergerak naik di tengah pasar yang mempertimbangkan laporan yang mengatakan bahwa pelonggaran pembatasan di China yang termasuk mempersingkat waktu karantina untuk kasus kontak dekat dan pelancong yang masuk selama dua hari, serta menghilangkan hukuman pada maskapai penerbangan karena membawa penumpang yang terinfeksi.

Sentimen lain yang menopang kenaikan harga minyak adalah pelemahan dolar AS setelah perilisan data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan yang memperkuat harapan bahwa Federal Reserve akan memperlambat laju kenaikan suku bunga, memperkuat peluang soft landing pada ekonomi terbesar di dunia.

Namun, kenaikan harga minyak dapat terbatas jika pasar mempertimbangkan kenaikan cadangan minyak mentah AS dalam laporan EIA serta masih adanya kekhawatiran atas masih tingginya kasus Covid-19 di China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.