Note

Banyak Insiden, Hal Ini Perlu Diwaspadai Pelaku Bisnis EO

· Views 32

Jakarta, IDN Times - Industri penyelenggaraan event saat ini menghadapi tantangan berat. Hal itu tidak terlepas dari banyaknya insiden yang terjadi di sejumlah event baik dalam negeri maupun luar negeri belakangan ini.

Tak ayal jika kemudian penyelenggaraan acara yang melibatkan massa, menjadi sorotan, termasuk kapabilitas dan kesiapan event organizer (EO).

Menanggapi hal tersebut, Manager Program S1 Event Universitas Prasetiya Mulya, Hanesman Alkhair mengatakan, saat ini para pelaku industri event organizer ditantang untuk terus berkreasi menjawab keinginan market yang mulai bangkit pasca-pandemik COVID-19.

"Di sisi lain, mereka juga harus lebih bersikap hati-hati dan teliti dalam menerapkan manajemen massa, terutama untuk penyelenggaraan acara yang melibatkan khalayak dalam jumlah besar," kata Hanesman dalam pernyataan tertulis kepada IDN Times, Jumat (11/11/2022).

Baca Juga: Ada Sinyal Resesi 2023, Ini Tips Menghadapinya bagi Pelaku Bisnis

1. Antusiasme masyarakat terlampau tinggi

Banyak Insiden, Hal Ini Perlu Diwaspadai Pelaku Bisnis EOIlustrasi konser. IDN Times/William Utomo

Hanesman pun menilai, salah satu faktor munculnya berbagai kejadian di luar dugaan pada sejumlah perhelatan akhir-akhir ini adalah tingginya antusiasme masyarakat untuk mendatangi acara keramaian.

Hal tersebut merupakan imbas dari dua tahun lebih terkungkung akibat pandemik COVID-19.

"Situasi pandemi telah membentuk kebiasaan manusia baru, yang kemudian membentuk karakteristik massa yang baru pula. Ini tentu harus menjadi perhatian para penyelenggara event," ujar Hanesman.

2. Konsumsi media sosial perlu diperhatikan oleh EO

Banyak Insiden, Hal Ini Perlu Diwaspadai Pelaku Bisnis EOIlustrasi konser KPop (allkpop.com)

Hal lain yang tak kalah penting untuk dipahami pelaku industri event adalah pola konsumsi media sosial dan gawai pada masyarakat.

Dari berbagai penelitian oleh para crowd scientist internasional, terlihat bahwa pola penggunaan gawai saat ini telah membentuk massa yang cenderung tidak awas terhadap situasi.

"Semua orang memakai ponsel pintar, tak terkecuali saat mereka mendatangi suatu acara keramaian. Perilaku orang-orang yang terlalu fokus dengan gadget, membuat mereka bisa kurang waspada terhadap situasi sekitar," ucap Hanesman.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

  • 4 Cara Jual Emas Antam yang Pasti Untung, Cari Tahu di Sini!
  • 10 Pekerjaan Paling Bikin Stres, Ada Profesi Kamu?
  • Lagi Bangun Bisnis Fesyen? Simak Tips Ini biar Dagang Makin Lancar!

Baca Juga: Ada Ancaman Resesi Global, Investasi Bisa Tetap Aman?

3. EO harus melakukan penyesuaian

Banyak Insiden, Hal Ini Perlu Diwaspadai Pelaku Bisnis EOIlustrasi Konser(IDN Times/Besse Fadhilah)

Tingginya antusiasme masyarakat untuk mendatangi event ditambah dengan perubahan perilaku masyarakat saat ada di lokasi acara membuat para EO mesti melakukan berbagai penyesuaian.

Hanesman mengatakan, EO harus bisa mengantisipasi dua hal tersebut dengan membuat skenario pengaturan massa yang sesuai standar dan juga detail.

Setidaknya ada dua hal penting dalam manajemen risiko penyelenggaraan acara yang harus jadi prioritas. Kedua hal tersebut adalah antisipasi atas munculnya density alias kepadatan massa dan sudden movement atau pergerakan tiba-tiba dalam kelompok massa.

"Dua hal ini merupakan titik kritis yang bisa membuat sebuah acara menjadi tidak kondusif sehingga perlu diantisipasi oleh seluruh stakeholders acara seperti event organizer, aparat keamanan, dan sebagainya," beber Hanesman.

4. Daftar insiden acara keramaian yang terjadi belakangan ini

Banyak Insiden, Hal Ini Perlu Diwaspadai Pelaku Bisnis EOKerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang usai pertandingan Arema FC Vs Persebaya Surabaya. (IDN Times/Alfi Ramadana)

Jika dirunut dalam kurun waktu dua bulan belakangan ini, terdapat empat insiden besar yang melibatkan sebuah acara keramaian.

Teranyar pada 4 November 2022, penyelenggaraan konser NCT 127 di ICE BSD terpaksa dibubarkan akibat 30 penonton pingsan. Hal itu terjadi setelah para penonton saling dorong hingga merobohkan pagar pembatas.

Sebelumnya, festival musik Berdendang Bergoyang yang digelar di Istora Senayan pada akhir Oktober juga berakhir kisruh. Hal itu lantaran kepadatan jumlah penonton yang melebihi kapasitas lokasi acara.Dalam acara yang akhirnya dihentikan di tengah jalan itu, sejumlah penonton juga dikabarkan pingsan akibat berdesakan.

Tragedi yang lebih memilukan terjadi di perayaan malam Halloween di distrik Itaewon, Korea Selatan. Kala itu, sebanyak 156 orang meninggal dunia karena terimpit dan terinjak-injak massa.

Sebulan sebelumnya, di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, sebanyak 133 orang meninggal dunia karena kehabisan napas dan terimpit massa yang panik akibat adanya tembakan gas air mata.

Baca Juga: Ancaman Resesi 2023, 5 Tips Financial Planning bagi Freelancer  

Baca Artikel Selengkapnya

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.