Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 (Juli-September) mencapai 5,72 persen secara year on year (yoy).
Namun demikian, data pertumbuhan ekonomi tersebut dinilai tidak sejalan dengan kondisi perekonomian di Tanah Air. Dalam beberapa waktu terakhir, gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terus terjadi di pabrik padat karya seperti garmen sepatu dan tekstil.
Menanggapi hal itu, Kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan bahwa ekonomi Indonesia yang tumbuh di sektor industri banyak terjadi pada sektor padat modal. Sektor tersebut tidak banyak menyerap tenaga kerja.
"Bahwa ekonomi yang tumbuh di industri pada sektor padat modal yang tidak banyak menyerap tenaga kerja, dan sektor industri berorientasi ekspor," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (7/11/2022).
Editor’s picks
- 10 Aplikasi Investasi Emas Online, Aman dan Mudah Digunakan
- 14 Fungsi Kemasan Produk dalam Pemasaran, Produsen Wajib Tahu
- 5 Rekomendasi Jenis Investasi Syariah yang Menguntungkan, Berminat?
Adapun menurut catatan BPS, jumlah pengangguran di Indonesia per Agustus 2022 sebanyak 8,42 juta orang.
Jika dibandingkan Agustus 2021, jumlah pengangguran telah menurun 680 ribu orang. Menurut Margo, kondisi ketenagakerjaan Indonesia per Agustus 2022 menunjukkan perbaikan dibandingkan Agustus 2021.
"Ini keadaan ketenagakerjaan juga terus membaik," ucapnya.
Baca Juga: 8,42 Juta Orang Masih Menganggur di Indonesia
Hot
No comment on record. Start new comment.