Kami meminta wali kota memaksimalkan GNPIP di daerahnya dengan cara mendorong masyarakat menanami lahan hidup dengan tanaman-tanaman yang rentan menjadi sumber inflasi seperti cabai, cabai merah, dan bawang merah.
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura terus mendorong wali kota dan bupati untuk memaksimalkan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), antara lain dengan mendorong masyarakat menanami lahan dengan tanaman pangan.

“Kami meminta wali kota memaksimalkan GNPIP di daerahnya dengan cara mendorong masyarakat menanami lahan hidup dengan tanaman-tanaman yang rentan menjadi sumber inflasi seperti cabai, cabai merah, dan bawang merah,” katanya dalam penyelenggaraan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sulawesi Tengah yang dipantau di Jakarta, Senin.

Ia juga meminta masyarakat memanfaatkan kredit usaha rakyat (KUR) untuk mengelola lahan nonproduktif menjadi lahan produktif yang dapat ditanami komoditas-komoditas pangan strategis.

“Agar target-target pengendalian inflasi dapat sukses dicapai, langkah-langkah yang mengacu pada kerangka 4K mesti diperkuat, antara lain menjaga ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi,” katanya.

Baca juga: BI sebut inflasi Oktober 2022 akan capai 5,8 persen secara tahunan

Bupati juga diminta untuk menyampaikan kepada kepala desa agar sebesar 30 persen dari dana desa dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan pengendalian inflasi.

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Sulteng, ia mengatakan ke depan akan berfokus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan menganggarkan Rp15 miliar sampai Rp20 miliar dana pemerintah daerah untuk mengirim 100 orang ke Korea Selatan setiap tahun untuk belajar dan magang.

Baca juga: Pemkab Banyumas gelar Gerakan Pangan Murah kendalikan inflasi

Program Desa Pintar juga dijalankan untuk mendigitalisasi desa agar masyarakat di desa dapat membuat aplikasi untuk memproduksi bahan pangan secara mandiri.

“Dengan infrastruktur yang telah mulai dibangun, Sulawesi Tengah  juga bisa menjadi pemasok pangan ke ibu kota negara ke depan. Dalam 10 tahun ke depan kami optimis PAD (pendapatan asli daerah) bisa mencapai Rp10 triliun di mana sekarang sudah Rp1,3 triliun dari sebelumnya hanya Rp900 miliar,” katanya.

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2022