Note

PMI Manufaktur China Berkontraksi, Sektor Jasa Kian Suram

· Views 27

Biro Statistik Nasional China pada Senin (31/Oktober) pagi merilis data PMI Manufaktur yang mengalami kemunduran dari 50.1 menjadi 49.2 pada bulan Oktober. Penurunan ini lebih dalam ketimbang konsensus ekonom yang memperkirakan indeks akan tepat berada pada 50.0 sekaligus menandai kerapuhan sektor manufaktur China di awal kuartal keempat.

PMI Manufaktur China Berkontraksi, Sektor Jasa Kian Suram
Dalam kurun waktu setahun terakhir, sektor manufaktur China memang belum menunjukkan kinerja positif. Hal ini terkonfirmasi dari data PMI Manufaktur China yang berulang kali mengalami kontraksi dalam beberapa bulan terakhir. Sejak Oktober 2021, manufaktur China tercatat sudah enam kali terperosok ke zona kontraksi, selebihnya sektor ini hanya mampu bertahan sedikit diatas level 50.0 yang membatasi kontraksi dan ekspansi.

Secara umum, sektor manufaktur China sedang menghadapi hambatan besar sepanjang tahun ini. Hal ini terjadi karena dipicu oleh meredupnya permintaan pasar terutama domestik. Selain itu, perekonomian China juga dinilai belum sepenuhnya pulih dari dampak pembatasan yang dilakukan secara berulang kali oleh pemerintah setempat demi mencapai target Zero COVID.

Dalam rilis terpisah, NBS juga mempublikasikan data PMI Jasa mengalami kontraksi yang cukup signifikan. Aktivitas sektor jasa China tercatat merosot dari 50.6 menjadi 48.7 pada bulan Oktober yang merupakan penurunan terdalam sejak kuartal kedua. Tidak berbeda jauh dengan Manufaktur, sektor Jasa China sepanjang tahun 2022 membukukan kinerja kurang positif karena indeks sempat anjlok hingga 41.9 pada bulan April saat pemerintah China menutup beberapa kota utama akibat lonjakan kasis COVID.

Memburuknya data PMI Manufaktur dan Jasa China pagi ini semakin menegaskan pandangan bahwa perekonomian China berpotensi mengalami perlambatan pada kuartal terakhir 2022. Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia dalam proyeksi terbarunya yang diumumkan belum lama ini mengungkapkan pertumbuhan ekonomi China untuk tahun ini diperkirakan masing-masing sebesar 3.2 persen dan 2.8 persen. Ini merupakan pertumbuhan ekonomi terlemah dalam empat dekade terakhir apabila tanpa memasukkan kontraksi ekonomi yang disebabkan pandemi pada awal 2020 lalu.

Pemerintah China diperkirakan tidak akan tinggal diam menganggapi resiko perlambatan ekonomi yang tengah membayangi negara ekonomi terbesar kedua dunia ini. Sebagian analis memperkirakan otoritas Beijing akan kembali melakukan intervensi ekonomi dengan cara menyuntikan stimulus masif guna mendongkrak perekonomian agar dapat mencapai target pertumbuhan yang dipatok pemerintah sebesar 5.5 persen.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.