Note

Peneliti LPEM UI: Stok Beras Nasional Aman, Bahkan Melimpah

· Views 20

KOMPAS.com – Berdasarkan data Badan Pusat Statisitk, tercatat produksi padi pada 2022 mencapai 55,67 juta ton gabah kering giling (GKG). Angka ini meningkat sebesar 1,25 juta ton atau 2,30 persen ketimbang 2021 yang hanya 54,42 juta ton GKG.

Hal tersebut diungkapkan oleh peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) Riyanto. Menurutnya, dengan jumlah tersebut, stok beras nasional masih cukup banyak.

Ia menilai, stok beras nasional bukan menipis, melainkan sedikit terganggu karena fenomena musiman. Menurutnya, hal tersebut bukan hal yang aneh.

“Memasuki Oktober berarti memasuki musim tanam, otomatis harga akan naik, tetapi kenaikkannya juga masih normal. Di sini kesempatan petani untuk melepas beras ke pasar. Mereka harus menikmati juga harga yang bagus ini,” ujar Riyanto dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (29/10/2022).

Baca juga: Stok Beras Nasional Masih Banyak, Ketum Perpadi: Akhir 2022 Kurang Lebih Mencapai 8 Juta Ton

Berdasarkan data yang sama, lanjutnya, produksi beras konsumsi penduduk mencapai 32,07 juta ton pada 2022. Angka ini meningkat 718.030 ton atau 2,29 persen jika dibandingkan produksi beras pada 2021 yang hanya 31,36 juta ton.

Sementara itu, produksi beras pada 2022 mengalami surplus sebesar 1,88 juta ton atau lebih tinggi ketimbang surplus pada 2021 yang hanya 1,31 juta ton.

"Jadi, mana mungkin beras menipis sementara data BPS mengatakan kondisi beras melimpah. Bisa dihitung dari mana sumbernya. (Beras) yang di Bulog dan ada juga yang di lapangan atau di masyarakat," katanya.

Riyanto juga mengungkapkan bahwa dari data BPS, prognosa luas padi pada 2022 mencapai 10,61 juta hektare (ha) dengan produktivitas mencapai 5,2 ton per ha. Sementara itu, produksi beras mencapai 55,67 juta ton GKG atau setara dengan 32,07 juta ton beras.

Baca juga: Stok Beras di Bulog Tipis, Ekonom: Anggaran Bulog Perlu Dinaikkan

Kemudian, untuk konsumsinya mencapai 30,20 juta ton, surplus setahun 1,87 juta ton, dan surplus kumulatif 11,64 juta ton.

Dengan angka tersebut dan hasil Survei Cadangan Beras Nasional (SCBN) BPS pada April 2022 yang mencapai 10,15 juta ton, menurut Riyanto, stok beras nasional cukup aman.

Lebih lanjut, Riyanto menjelaskan, hal yang terpenting saat ini adalah mendorong Bulog agar memiliki kemampuan untuk membeli beras di atas Harga Pokok Penjualan (HPP). Dengan cara ini, kondisi perberasan nasional dapat dikendalikan.

“Para petani juga akan merasakan keuntunganya. Apalagi sejak 2019 hingga sekarang pemerintah tidak lagi impor beras umum. Jika ada, itu hanya impor beras khusus dan beras pecah (menir),” ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.