Note

Krisis Pertemanan dalam Bekerja

· Views 36

LIKA-LIKU hubungan antara atasan dan bawahan di lingkup pekerjaan rasanya tak pernah habis dibahas.

Bagaimana pola hubungan yang sehat dengan partner kerja, membangun hubungan yang mendukung produktivitas, serta cara seorang atasan bersikap terhadap bawahan untuk meningkatkan engagement mereka terhadap organisasi adalah beberapa topik menarik yang kerap dibahas dalam kelas-kelas pelatihan.

Ada seorang chief executive officer (CEO) perusahaan sukses bercerita bahwa kunci keberhasilan perusahaannya merupakan hasil kerja sama tim.

Di kantor, ia memang berkawan baik dengan para bawahannya. Sampai-sampai, ada bawahan memberi anaknya nama yang sama dengan sang CEO ini dengan harapan kelak, anaknya memiliki kualitas-kualitas baik seperti yang dimiliki atasannya.

Pada waktu senggang, CEO itu kerap melakukan kegiatan bersama para bawahannya, baik olahraga bersama, mencoba tempat makan baru, maupun saling mengunjungi keluarga masing-masing.

Baca juga: Kekuatan “Alignment”

Beberapa anggota timnya mengakui pola persahabatan yang diterapkan tersebut. Namun, ternyata ada juga yang tidak termasuk dalam lingkaran pertemanan yang dibuat CEO itu. Mereka berkomentar bahwa CEO tadi menerapkan sistem manajemen “like and dislike”.

Sementara di tempat lain, ada teman yang mengeluhkan kesulitan mendapatkan teman sejati di pekerjaannya. Ia merasa sulit bicara dari hati ke hati dengan bawahannya. Ia merasa bawahan hanya mendekati dirinya ketika mereka membutuhkan sesuatu. Ungkapan “it’s so lonely at the top” benar-benar ia rasakan.

Mereka yang menghabiskan banyak waktu di tempat kerja, tetapi tidak mempunyai teman, bisa jadi merasakan isolasi sosial, bahkan depresi.

Studi yang dilakukan para ahli hubungan interpersonal mengatakan bahwa di tempat kerja, kita membutuhkan setidaknya lima orang kolega yang dekat di hati.

Untuk sampai merasakan “sense of belongingness”, kita membutuhkan sedikitnya tujuh orang yang kita percaya agar dapat mengekspresikan diri sendiri dengan jujur dan menikmati hubungan kelompok yang saling mendukung pada saat sulit ataupun senang.

Krisis Pertemanan dalam BekerjaDok. EXPERD Eileen Rachman
Kenyataannya, hubungan pertemanan di tempat kerja memang cukup menantang. Kita ingin bekerja dengan orang yang disukai dan dapat memberikan energi positif agar semakin produktif.

Baca juga: Mengutamakan Manusia

Sayangnya, ada banyak yang khawatir bahwa unsur kedekatan itu dapat membuat situasi menjadi tidak enak ketika terjadi friksi-friksi di tempat kerja.

Bahkan, ada yang menganggap bahwa hubungan yang terlalu erat di tempat kerja harus dihindari karena garis antara hubungan profesional dan personal sangat tipis. Sebuah studi menemukan bahwa 6 dari 10 manajer merasa kurang nyaman berkawan dengan atasan atau bawahannya di media sosial.

Namun, sebenarnya banyak juga hasil penelitian yang menunjukkan bahwa persahabatan di tempat kerja dapat menghasilkan hal produktif.

Baca juga: Apakah Kamu Baik-baik Saja?

Banyak perusahaan, seperti Google, Zappos, Dropbox, dan Southwest, mempromosikan persahabatan dan bonding di antara karyawannya. Bahkan, karyawan Zappos menyebut diri mereka anggota “the Zappos family”.

Kalau hubungan kerja secara potensial dapat membuat kita bahagia, bagaimana caranya agar dapat meningkatkan kualitas pertemanan dan menjaga keseimbangannya supaya kita bisa memberikan kontribusi yang positif?

1. Definisikan ulang makna pertemanan

Teman tidak selalu harus berarti orang yang dapat menjadi tempat untuk menceritakan semua yang ada dalam benak kita atau memiliki minat sama.

Baca juga: Reputasi

Berteman juga dapat berarti saling memberikan dukungan satu sama lain. Dalam dunia kerja, ketika kita menemukan orang-orang yang dapat memberikan dukungan dan bantuan, baik tenaga maupun pemikiran terhadap permasalahan, ini berarti kita sudah membangun pertemanan dengannya.

2. Bedakan pertemanan media sosial dengan yang riil

Dalam situasi saat ini, tidak jarang kita mendapat teman-teman baru melalui media sosial. Teman ini datang bisa jadi karena unggahan-unggahan yang membuat kita merasa akrab. Namun, kita harus sadar bahwa media sosial bisa saja hanya memotret sebagian kecil sisi kehidupan seseorang.

Oleh sebab itu, sebelum membangun hubungan kerja yang berpotensi menimbulkan gesekan, sebaiknya kita melakukan interaksi di dunia nyata secara intensif untuk semakin saling mengenal terlebih dahulu. Ini untuk mengantisipasi perbedaan prinsip yang sangat esensi dan belum tentu muncul di media sosial.

Baca juga: Yuk, Membuka Pikiran!

3. Memahami batasan dalam berteman

Dalam pertemanan yang akrab, ada saatnya kita akan berhadapan dengan konflik. Apalagi, dalam hubungan antara atasan dan bawahan yang rentan terjadi kesalahpahaman, perbedaan prinsip, cara bekerja, dan kepentingan.

Hal itu perlu disadari oleh semua pihak yang membangun pertemanan. Jangan sampai, konflik yang terjadi mengakibatkan komunikasi dalam tim terganggu dan berdampak pada pekerjaan.

Setiap pihak perlu menjaga nilai-nilai profesionalnya, baik sebagai bawahan maupun atasan. Kita harus membekali diri dengan ketulusan, kemampuan mendengar dengan empati, dan tahu batas-batas privasi dalam pergaulan.

Baca juga: Transformasi Organisasi

Dalam pertemanan di tempat kerja, ada hal-hal yang tidak bisa dibagikan begitu saja. Kita perlu menyaring apa yang bisa dibuka secara transparan dan apa yang tidak.

Sikap profesional ditunjukkan ketika ada keputusan tidak menyenangkan yang diambil. Pekerjaan dan organisasi harus menjadi prioritas utama untuk pengambilan keputusan. Di sisi lain, seorang sahabat yang baik akan tetap mendukung keputusan tersebut walau tidak menguntungkan baginya.

“Persahabatan yang hebat terdiri atas dukungan emosional, menyukai satu sama lain, peduli orang lain, merasa percaya dan aman, serta menghabiskan waktu bersama.”

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.