Note

Dolar AS Menguat Seusai Kiamat Singkat Pound Sterling

· Views 36

Indeks dolar AS (DXY) mencetak rekor tertinggi dua dekade baru pada level 114.52 dalam perdagangan hari Senin (16/September) berkat sentimen risk-off dan aksi jual besar-besaran yang melanda salah satu rival utamanya, pound sterling. Pengumuman rencana pemangkasan pajak Inggris memicu kesangsian pasar, sehingga kurs GBP/USD merosot drastis dalam perdagangan Jumat dan Senin.

Posisi DXY mulai surut saat memasuki sesi Eropa, seiring dengan termoderasinya aksi jual atas pound sterling. Namun, greenback tetap menjadi mata uang favorit pasar lantaran statusnya sebagai "safe haven" di tengah berbagai risiko dan ketidakpastian global saat ini.

Dolar AS Menguat Seusai Kiamat Singkat Pound Sterling Grafik DXY Daily via TradingView

Menteri Keuangan Inggris Kwasi Kwarteng mengumumkan rencana pemangkasan pajak terbesar dalam 50 tahun terakhir. Pemerintah Inggris meyakini rencana mereka akan mampu menanggulangi ancaman resesi, sekaligus menggenjot pertumbuhan ekonomi. Namun, pelaku pasar justru khawatir kalau rencana itu bakal mengakibatkan defisit membengkak dan inflasi melambung.

Pound sterling sontak mengalami kemerosotan drastis seusai pengumuman Kwarteng pada sesi New York hari Jumat lalu. Dalam sebuah wawancara pada hari Minggu, Kwarteng mengesampingkan kejatuhan kurs pound sterling itu dengan mengklaim bahwa strateginya lebih berfokus pada pertumbuhan jangka panjang daripada reaksi pasar jangka pendek. Konsekuensinya, aksi jual pound langsung marak lagi pada pembukaan perdagangan hari Senin pagi.

Kit Juckes, kepala strategi mata uang di Societe Generale, mengatakan bahwa pasar memang punya tendensi untuk bereaksi secara berlebihan. Namun, ia menggarisbawahi dua poin penting dalam kejatuhan pound sterling kali ini. Pertama, hilangnya kepercayaan pasar pada kebijakan fiskal Inggris bukanlah fundamental yang positif bagi pound sterling. Kedua, pengumuman rencana anggaran pemerintah Inggris kali ini menjadikan pound sebagai sasaran utama aksi jual versus dolar AS.

Sejumlah analis lain menyampaikan pandangan senada. Apalagi bursa saham global, mata uang negara berkembang, beserta beberapa mata uang mayor lain ikut terpukul akibat mencuatnya aksi risk-off, termasuk euro dan dolar Australia.

Selain perkembangan fiskal Inggris yang kurang kondusif, sejumlah kabar baru kian menegaskan iklim ketidakpastian global. Adu ancam nuklir antara Rusia dengan AS kembali mengemuka setelah Presiden Vladimir Putin mendeklarasikan mobilisasi militer pada pekan lalu. Sementara itu, bank sentral Jepang dan China menggencarkan upaya intervensi pasar demi menanggulangi pelemahan nilai tukar mata uang masing-masing.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.