Note

Imbas Kebijakan AS, RI Sudah Kehilangan Dana Asing hingga Rp 120 Triliun

· Views 18

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, kebijakan moneter yang terjadi di Amerika Serikat (AS) membuat keluarnya dana asing (capital outflow) dari negara-negara emerging market, tak terkecuali Indonesia.

Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) telah menerapkan kebijakan moneter yang hawkish dengan agresif menaikkan suku bunga dan mengetatkan likuiditas seiring melonjaknya laju inflasi di negara itu. Hal ini memicu beralihnya aliran modal ke AS.

"Kenaikan suku bunga dan pengetatan likuiditas di negara-negara maju direspons market dalam bentuk volatilitas, capital outflow terjadi diberbagai negara emerging market, dan ini menekan serta melemahkan nilai tukar terhadap dollar AS," ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Selasa (30/8/2022).

Baca juga: Sri Mulyani Pastikan Tunjangan Profesi Guru Honorer Berlanjut Tahun 2023

Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Indonesia telah kehilangan dana asing dari pasar obligasi sebesar Rp 120,79 triliun sejak awal tahun hingga 25 Agustus 2022 (year to date/ytd). Tren outflow gencar terjadi sejak pertemuan para petinggi The Fed dalam FOMC Meeting pada Mei 2022.

Secara global, capital outflow yang terjadi di negara-negara emerging market mencapai 50 miliar dollar AS di enam bulan pertama 2022. Angka ini sudah lebih baik jika dibandingkan dengan keluarnya dana asing dari emerging market pada awal pandemi Covid-19 yang mencapai lebih dari 100 miliar dollar AS.

Kendati terjadi capital outflow yang cukup besar, Sri Mulyani menilai Indonesia tak perlu khawatir. Lantaran, portofolio di pasar obligasi tanah air masih didominasi oleh investor domestik ketimbang investor asing, terutama pada kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN).

Baca juga: Sepekan, Dana Asing yang Keluar dari Pasar Modal Mencapai Rp 4,2 Triliun

Talitha Yumnaa Dana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur belum cair.


Pada 2019 kepemilikan asing terhadap SBN sebesar 38,57 persen, semakin berkurang di tahun ini menjadi hanya 15,51 persen per 25 Agustus 2022. Di sisi lain, kondisi RI juga didukung dengan fundamental perekonomian cukup kuat di tahun ini.

"Indonesia selama 4 tahun terakhir sudah mampu menurunkan kepemilikan asing dari SBN pemerintah, maka capital outflow yang sebetulnya sangat signifikan hanya sedikit mempengaruhi SBN yield kita, ini tentu juga karena pemerintah dan BI sama-sama menjaga stabilitas SBN," tutupnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.