Powell "sangat hawkish" di Jackson Hole. Apa penyebabnya?

Hari musim panas penuh bullish usai sudah akibat investor global merespon hawkish kuat dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan laporan-laporan yang mengisyaratkan suku bunga akan naik lebih lama demi perjuangan menyakitkan melawan inflasi.

Dengan katalis bagi volatilitas selanjutnya adalah penutupan pipa gas utama Nord Stream ke Eropa demi pemeliharaan, diikuti oleh penyusutan neraca Fed di tengah data penting di pasar tenaga kerja AS. Investor sangat berhati-hati setelah saham amburadul pada Jumat pasca Jackson Hole. Keadaan ini didorong oleh sanggahan Powell terhadap gagasan bahwa langkah pengetatan moneter akan segera melunak.

Downturn lanjutan meredam reli musim panas di ekuitas yang didorong oleh ekspektasi bahwa Fed akan bergerak menurunkan suku bunga tahun depan akibat pertumbuhan ekonomi yang melambat. Powell menunjukkan perlunya melanjutkan kebijakan moneter ketat. Komentarnya meningkatkan imbal hasil Treasury 2-tahun dan membuat investor beralih ke dolar sebagai safr haven yang aman dari volatilitas.

Pasar saham di AS dan Eropa bereaksi sangat negatif terhadap komentar Powell

Powell "benar-benar hawk" di Jackson Hole, kata Manish Bhargava, manajer dana di Straits Investment Holdings di Singapura. Kita akan melihat "banyak warna merah" pada hari Senin dalam reli musim panas yang memudar karena uang bergerak keluar dari pasar negara berkembang, lanjutnya.

Trader bersiap untuk melihat awal yang tidak menyenangkan pada pekan ini. Saham berjangka AS jatuh bersama dengan saham Asia pada hari Senin, dan imbal hasil Treasury dua tahun mencapai level tertinggi sejak 2007. Selera risiko yang melemah terlihat jelas pada bitcoin, turun di bawah level $20.000.

Komentar Powell merupakan sebuah dorongan bagi dolar, menurut analis di Westpac Banking Corp dan Bank of Singapore. Kepala ekonom yang terakhir Mansoor Mohi-uddin mengatakan bahwa komentar Powell adalah safe haven dan high-yield carry trade dibandingkan dengan mata uang Grup 10 lower-yielding seperti euro, pound, dan yen.

"Dolar-yen adalah pasangan paling jelas untuk bermain pada posisi Fed yang semakin ditentukan, dan 140 kemungkinan akan menyerah menjelang pertemuan FOMC September," kata Sean Callow, ahli strategi senior FX di Westpac.

Dolar melejit lebih dari 10% tahun ini, sementara penurunan 16% mata uang yen membawa yen di posisi dasar G-10, perpecahan yang mencerminkan sikap "easy money" yang berkelanjutan, Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda menegaskan kembali di Jackson Hole.

Pesan utama simposium adalah adanya peningkatan biaya pinjaman dari AS ke Eropa dan Asia. Pejabat bergulat dengan salah satu inflasi tertinggi di generasi ini, keadaan yang semakin diperparah oleh rantai pasokan energi dan rantai pasokan komponen yang rusak akibat pertempuran di Ukraina dan pembatasan Covid di Tiongkok.

"Memulihkan stabilitas harga kemungkinan akan membutuhkan kebijakan restriktif berkelanjutan untuk beberapa saat," kata Powell kepada anggota di retret tahunan The Fed. "Data pada sejarah memberi peringatan keras terkait pelonggaran kebijakan yang prematur."

Saat ini investor memperkirakan suku bunga Fed akan mencapai puncaknya pada bulan Maret di kisaran 3,80%, mereka telah menurunkan suku bunga pada tahun 2023. Kurva imbal hasil AS antara jatuh tempo lima tahun dan 30 tahun telah terbalik untuk kedua kalinya bulan ini, sementara kesenjangan antara imbal hasil dua tahun yang lebih tinggi dan tingkat 10-tahun melebar.

Secacra keseluruhan, tujuan utama the Fed adalah untuk memperketat kondisi keuangan pelaku ekonomi terbesar di dunia hingga inflasi semakin tenang. Data tentang pekerjaan dan harga konsumen yang baru masuk akan sangat penting untuk menilai perkembangannya.